Berdo’a merupakan ibadah yang paling agung, karena terkandung didalamnya bentuk pengagungan kepada Allah e dan menunjukan kelemahan makhluk dihadapan Sang Penciptanya. Oleh karenanya Allah e memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk memperbanyak do’a bahkan Allah e mengancam dengan murka-Nya bagi mereka yang meninggalkannya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo’a) kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [1]
Dari Sahabat An-Nu’man bin Basyir y dari Rasulullah a Beliau bersabda :
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ : وقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Doa itu adalah ibadah. Lalu Beliau membaca ayat : Tuhanmu telah berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. [2]
Allah mensifati dengan kesombongan bagi yang enggan berdo’a, serta kemurkaan akan menimpa kepada mereka Na’udzu billah bagi yang meninggalkan ibadah. Yang dimaksud ibadah dalam ayat diatas adalah do’a.
Rasulullah a bersabda :
إِنَّهُ منْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
“Bahwasanya barangsiapa yang tidak meminta (berdo’a) kepada Allah maka Allah murka kepadanya”. [3]
Dalam kesempatan yang lain Nabi a menyatakan bahwa do’a adalah sesuatu yang paling mulia disisi-Nya :
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنْ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia menurut Allah Ta ‘ala daripada do’a”. [4]
Diantara do’a yang senantiasa dibaca oleh Rasulullah a setiap pagi seusai Shalat Subuh adalah seperti apa yang dituturkan oleh Ummul Mu’minin Umu Salamah Radliyallahu ‘anha :
أَنَّ النَّبِيَّ a كَانَ يَقُولُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Bahwa Nabi a membaca doa apabila usai shalat Subuh ketika selesai salam; Allahumma inni as’aluka ‘ilman-naafi’an, wa rizqan thayyiban, wa amalan mutaqabbalan (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (halal) dan amal yang diterima). [5]
Didalam do’a yang singkat, ringkas tapi dalam maknanya ini Rasulullah a meminta kepada Allah tiga hal yaitu : Ilmu yang bermanfa’at, rezeki yang baik lagi halal dan amalan yang diterima. Dalam sebuah Hadits menggunakan lafadz : Amalan yang shalih, sebagai pengganti lafadz: Amalan yang diterima, ini tidaklah ada perbedaan karena didalam perkara ibadah bahwa yang dimaksud amalan yang diterima (maqbul) adalah amal shalih, sebaliknya amalan yang tidak diterima oleh Allah (mardud) tidaklah disebut amal shalih tapi disebut amalan buruk atau amalan jelek walaupun manusia menganggapnya “baik” .
Apabila kita cermati kandungan doa ini dan tatkala Nabi a senantiasa membacanya setiap pagi maka ada dua tinjauan yang bisa kita mengambil faedah darinya.
Pertama : Ditijau dari segi waktunya, bahwa waktu pagi adalah salah satu waktu yang penuh berkah dan pagi adalah pembuka hari sehingga tepat dan sesuai apabila membaca do’a ini pada waktu tersebut. Rasulullah a mendoakan keberkahan kepada umatnya pada pagi harinya.
Nabi a bersabda :
اللَّهمَّ باركْ لأُمَّتِيْ فِيْ بُكُوْرِهَا
“Ya Allah berilah keberkahan kepada umatku dalam aktivitas pagi mereka”. [6]
Oleh Abu Ghozie Assundawie
Great site here. Lots of websites like this cover subjects that ca;2#8&17nt be found in print. I don’t know how we got on 10 years ago with just newspapers and magazines.
thank’s