Setiap orang tidak dapat menghindari diri dari kematian. Kematian bukanlah hal yang mengerikan bagi seorang mukmin.

Kehidupan ini adalah ladang kita dan tempat kita mencari bekal sebelum kematian itu mendatangi kita. Ketika kematian itu hadir di depan mata kita maka berakhir juga kesempatan mencari bekal untuk kehidupan kekal setelahnya.

Orang beriman pasti akan bahagia, karena hanya dengan imanpun ia terjauh dari kekekalan api nereka. Siapa yang mau kekal dalam kesengsaraan? Jawabannya adalah orang yang tidak beriman atau orang yang melupakan dan menentang Tuhannya walau ia telah beriman.

Allah berfirman dalam surat Al Fathir yang artinya:

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS Fathir : 37).

Para Ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud Pemberi peringatan (an-Nadzir) dalam ayat diatas adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang lain mengatakan yang dimaksud adalah uban (supaya mengingat dekatnya saat kematian) ada juga yang mengatakan yang dimaksud adalah : saling menguburkan (orang mati) diantara teman dan kerabat (sehingga jadi ingat kematian).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu apabila melihat orang-orang memikiul Jenazah untuk menguburkannya ia berkata :

 

“Kembalilah pulang menghadap Rabb-mu karena sesungguhnya aku juga akan pulang menyusulmu”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

 

Tsabit Al-Binani t mengatakan :

“Kami menyaksikan jenazah, maka tidaklah kami menyaksikannya kecuali kami menunduk menangis disebabkan karena Jenazah itu mereka umpamakan dirinya sendiri, tidak menangis karena (meratapi) mayyit akan tetapi menangis karena menangisi dirinya” (KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Malik bin Dinar tmengatakan :

“Aku dahulu bersama Hasan Bashri t dalam sebuah (layatan) Jenazah lalu ia mendengar ada seseorang bertanya kepada temannya, siapa mayyit ini? Maka Hasan Bashri tmengatakan : ini adalah aku dan kamu mereka sedang menunggu kita hingga kita menyusul kepada orang pertama diantara mereka”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Saudaraku yang dirahmati Allah Ta’ala persiapkanlah kematian dengan ilmu syar’i serta memperbagus dan memperbanyak amal shaleh, jadikan pelajaran dari mereka-mereka yang telah mendahului kita. Ada perkataan dari Ibnu Mas’ud yyang patut untuk kita renungkan:

 

“Orang yang bahagia adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

(Aboeghozie/Sendia/Rumahhufazh)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.