Ketika lisan mencela maka seluruh dunia bisa tercela, ketika lisan memuji maka seluruh dunia ikut memuji. Itulah hebatnya lisan. Lisan adalah senjata hebat yang Allah anugerahkan kepada hambanya.

Lisan bisa mempengaruhi hidup seseorang, bahkan kehidupan dirinya bisa terpengaruhi oleh lisannya sendiri. Ia lisan yang keluar dan terdengar di dalam diri bagaikan makanan yang terus masuk ke dalam tubuh kita. Bukankah makanan mempengaruhi keadaan jasad kita? Maka lisan dan ucapanpun mempengaruhi jasad dan hati kita.

Mengingat kematian dengan lisan yaitu dengan saling menyebutkan dan mengingatkan sesama kita, perkara ini yang dilakukan Rasulullah shalallhu ‘alaihi wa sallam dengan para sahabat dan diikuti oleh para salafus shalih rahimahullah setelahnya.

Ubay bin ka’ab rahimahullah mengatakan :

كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ إِذَا ذَهَبَ ثُلُثَا اللَّيْلِ قَامَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اُذْكُرُوْا اللَّهَ جَاءَتِ الرَّاجِفَةُ-النَّفْخَةُ اْلأُوْلَى-تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ-النَّفْخَةُ الثَّانِيَةُ-جَاءَ اْلمَوْتُ بِمَا فِيْهِ جَاءَ اْلمَوْتُ بِمَا فِيْهِ

“Bahwasanya Rasulullah shalallhu ‘alaihi wa sallam apabila berlalu sepertiga malam yang akhir, Beliau bangun dan bersabda : “Wahai sekalian manusia, mengingat Allahlah kalian (karena) telah datang Rajifah (tiupan sangkakala), yang disusul Radifah (tiupan sangkakala berikutnya) telah datang kematian dengan apa yang ada didalamnya, telah datang kematian dengan apa yang ada didalamnya”.

(Aboeghozie/Sendia/Rumahhufazh)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.