MENGINGAT KEMATIAN
Setiap Jiwa yang bernyawa pasti merasakan kematian.Ia akan menemui siapapun tanpa pandang bulu. Baik manusia ataupun jin, besar ataupun kecil, laki-laki ataupun perempuan, sehat ataupun sakit, orang kaya ataupun miskin, raja ataupun rakyat jelata, Ibarat pintu yang setiap kita pasti memasukinya. Allah cberfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS Ali Imran : 185).
Seseorang tidak bisa lari dari kematian, dimanapunia berada walaupun berada di benteng yang kokoh, kematian pasti akan menjemputnya cepat ataupun lambat. Allah cberfirman :
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”.(QS An-Nisa’ : 78).

Perintah mengingat kematian (dzikrul maut)
Kematian merupakan sebesar-besar petaka yang menimpa kepada manusia dalam kehidupan dunia, Allah c menyebutkan didalam Al Quran bahwa kematian itu Musibah. Allah cberfirman :
“jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi Lalu kalian ditimpa musibah kematian”. (QS Al-Maidah : 106).
Hal itu dikarenakan kematian merupakan pergantian dari satu kondisi kepada kondisi yang lain, perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali tberkata :
“Petaka terbesar yang menimpa kepada seorang hamba dalam kehidupan dunia adalah kematian, sedangkan apa yang terjadi setelahnya lebih berat lagi”.(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/190).
Kematian merupakan musibah dan petaka besar yang menimpa kepada hamba. Akan tetapi musibah yang lebih besar dari itu semua adalah lalainya seseorang dari kematian, lupa dari mengingatnya, tidak merenungi dan mentadaburinya, sehingga tidak perduli dan tidak mempersipkan diri akan datangnya pristiwa yang menghancurkan segala kenikmatan ini. Rasulullah a menganjurkan serta memerintahkan untuk banyak mengingat, merenungkan dan memikirkan kematian.Abu Hurairah y mengatakan bahwa Rasulullahabersabda :
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan.”Maksudnya adalah kematian”.(HR Tirmidzi : 2307)
Berdasarkan Sabda Nabi a ini para ulama menyatakan disyari’atkannya mengingat kematian bahkan ini merupakan ijma’ para ulama. Berkata al-Wazir Ibnu Hubairah t:
“Mereka (para ulama) telah sepakat atas dianjurkannya mengingat kematian”.
Ibnu Umar pmengatakan :
“Aku sedang bersama Rasulullah a tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucap salam kepada Nabi a dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, orang mukmin bagaimanakah yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka’ Ia bertanya lagi, ‘Orang mukmin bagaimanakah yang bijak?’Beliau menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling baik persiapan setelah mengingatnya, dan mereka itulah orang-orang yang bijak”. (HR Ibnu Majah : 4259, Shahih Sunan Ibnu Majah 2/419 : 3435).
Oleh karena itu Islam menganjurkan untuk berziarah kubur yang diantara hikmahnya adalah agar ingat kepada kematian.
Abu Hurairah ymeriwayatkan :
“Rasulullah a menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis, dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun turut menangis.Beliau bersabda, “Aku telah minta izin kepada Allah untuk meminta ampunan bagi ibuku, namun Allah tak memberiku izin, kemudian aku minta izin untuk berziarah ke kuburnya barulah aku diizinkan.Oleh karena itu kunjungilah pemakaman karena ia akan mengingatkan kita pada kematian”.(kitab Mukhtashar Shahih Muslim : 498).
Dari Hadits yang mulia ini terdapat faedah bolehnya seorang muslim menziarahi kubur orang kafir akan tetapi tidak boleh mendoakannya atau memohonkan ampunan untuknya sebagaimana yang disyari’atkan memohonkan ampunan untuk sudaranya yang muslim.
Allah cberfirman :
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam”.(QS At Taubah : 113).
Hikmah menziarahi kubur orang kafir adalah sebagai pengingat kematian saja, yaitu untuk mengambil pelajaran. Rasulullah abersabda :
“Aku dahulu melarang kalian menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah kubur karena padanya ada pelajaran”.(HR Ahmad 3/38 dishshihkan oleh al Al-Bani t didalam Shahih at targhib watarhib).
Adapun diantara hikmah dan faedah mengingat kematian adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abu Ali Ad-Daqaaq tia mengatakan :
“Barang siapa banyak mengingat kematian maka akan diberikan tiga kemuliaan : 1. Segera bertaubat, 2. Hatinya memiliki rasa qona’ah, 3. Semangat dalam beribadah. Dan barangsiapa yang lupa akan kematian diberikan padanya tiga musibah : 1. Memperlambat taubat, 2. Tidak merasa cukup terhadap pemberian (ni’mat), 3. Malas dalam beribadah.(kitab At Tadzkirah, Imam Al Qurthubi, 10).

Bagaimana cara mengingat kematian ?
Mengingat kematian maksudnya , banyak mengingat, merenungkan dan mentafakuri tentang datangnya kematian, tidak lalai darinya sekejap matapun, serta berusaha senantiasa mempersiapkannya dengan melakukan amal shaleh, sehingga menambah semangat dalam beribadah dan segera bertaubat dari segala dosa dan kesalahan.
Mengingat kematian bisa dilakukan dengan hati (al-Qalbu), ucapan ( al-Lisan) dan anggota badan (al-jawarih), bisa juga dengan menyaksikan orang-orang saat menghembuskan nafasnya tatkala sekaratul maut atau menghadiri jenazah serta mngantarkannya ke pekuburan atau dengan ziarah kubur sebagaimana yang disabdakan Nabi a .
1. Mengingat kematian dengan hati.
Dengan mengingat dan merenungkan kematian, hati menjadi lembut, takut, dan hidup , sebagaimana hati menjadi tenang dan tenteram dengan berdzikir mengingat Allah c, sebaliknya hati yang kosong dari mengingat kematian, lalai dari mengingat Allah c, menjadikan hati rusak, keras, panjang angan-angan, yang berujung dengan kematian hati wal’iyadzubillah. Oleh karena itu Ar-Rabi’ Bin Khutsaim tmengatakan :
“Seandainya mengingat kematian hilang dari hatiku niscaya rusaklah hatiku ini”.
Orang yang hatinya lalai dari mengingat mati, maka harapan dan angan-angannya terhadap dunia demikian besarnya, akan merasa iri atas ni’mat orang lain, merasa kurang menerima serta bersyukur atas pemberian Allah c, sehingga saat kematian tiba yang timbul penyesalan yang tiada berguna, Allah c berfirman :
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”.(QS Al Mu’minun : 99-100)

2. Mengingat kematian dengan lisan
Mengingat kematian dengan lisan yaitu dengan saling menyebutkan dan mengingatkan sesama kita, perkara ini yang dilakukan Rasulullah a dengan para sahabat dan diikuti oleh para salafus shalih o setelahnya.
Ubay bin ka’ab ymengatakan :
“Bahwasanya Rasulullah a apabila berlalu sepertiga malam yang akhir, Beliau bangun dan bersabda : “Wahai sekalian manusia, mengingat Allahlah kalian (karena) telah datang Rajifah (tiupan sangkakala), yang disusul Radifah (tiupan sangkakala berikutnya) telah datang kematian dengan apa yang ada didalamnya, telah datang kematian dengan apa yang ada didalamnya”.
3. Mengingat kematian saat shalat
Dianjurkan seorang muslim untuk senantiasa mengingat kematian setiap saat dalam semua kondisi. Lebih-lebih dalam kondisi ibadah.Diantara ibadah yang ditekankan atas seseorang untuk banyak mengingat kematian adalah ibadah shalat. Rasulullah abersabda :
“Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena sesungguhnya apabila seseorang mengingat mati dalam shalatnya, ia akan lebih memperbagus shalatnya.Dan shalatlah seperti shalatnya orang yang meyakini bhwa itu shalat terakhirnya.Dan Jauhilah terhadap perkara yang menyebabkan tidak enak (sehingga meminta maaf) darinya”.(HR ad-Dailami dari Anas bin malik y dengan sanad yang Hasan).
Bahkan Rasulullah memerintahkan untuk senantiasa berdo’a dikhir shalat untuk berlindung dari adzab kubur
“Dari Abu Hurairah y ia berkata: Telah bersabda Rasulullah a : “Apabila salah seorang diantara kalian selesai dari Tasyahud akhir, maka berlindunglah kepada Allah c dari empat perkara : Dari adzab neraka jahanam, adzab kubur, fitnah hidup, fitnah mati dan dari kejahatan fitnah Dajjal”. (HR Muslim, Mukhtashar Shahih Muslim : 306).
4. Mengingat kematian ketika mengendarai kendaraan atau hewan tunggangan
Seseorang ketika mengendarai atau menunggangi hewan kendaraannya disunnahkan untuk membaca do’a yang kandungan do’anya mengingatkan kepada kematian.
Ali Al Azdi ymenuturkan bahwasanya Ibnu Umar y pernah mengajarkan para sahabat bahwa Rasulullah a apabila berada di atas untanya ketika hendak berangkat dalam suatu perjalanan, beliau bertakbir tiga kali, lalu membaca doa :
“Maha suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini untuk kami, dan kami tidaklah turut campur dalam urusan Allah, serta kami sungguh akan kembali kepada Tuhan kami.Ya Allah’, Sungguh kami mohon kepada-Mu kebaikan dan takwa di dalam perjalanan kami ini, serta amalan yang Engkau ridhai. Ya Allah! Berikan kepada kami kemudahan dalam perjalanan kami ini dan dekatkanlah jauhnya perjalanan ini, Ya Allah! Engkaulah yang menguasai perjalanan ini dan Engkau pula yang mengurus keluarga kami, Ya Allah! Sungguh aku berlindung kepada Engkau dari lelahnya perjalanan, dari kesedihan pemandangan, dan dari bencana dalam urusan harta dan keluarga.” Apabila Rasulullah a kembali, beliau juga membaca doa tersebut dengan ditambah, “Kami semua akan kembali kepada Tuhan kami. Kami semua bertaubat, mengabdi, dan memuji Tuhan kami”. (HR Muslim, Mukhtashar shahih Muslim : 648).
5. Mengingat kematian saat hendak tidur
Ketika hendak tidur dianjurkan berdo’a dengan do’a-do’a yang datang dari Rasulullah a.Isi do’a itu diantara ma’nanya adalah mengingatkan tentang kematian.
“Dari Abu Hurairah y bahwasanya Nabi Muhammad a telah bersabda, “Apabila seseorang hendak berbaring, maka hendaklah ia mengambil alat pembersih untuk membersihkan alas tidurnya dan sebutlah nama Allah, karena ia tidak tahu apa yang terdapat di atas kasurnya setelah dipakai tidur. Apabila seseorang hendak tidur, maka hendaknya ia tidur dengan miring ke kanan dan mengucapkan doa, ‘Mahasuci Engkau ya Allah, Tuhanku. Dengan nama-Mu aku baringkan tubuhku dan karena-Mu lah aku bangun dari tidur.Apabila Engkau mematikanku, maka berilah ampunan dan apabila Engkau menghidupkanku, maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih”.(HR Muslim 8/7 : 1909).
6. Mengingat kematian ketika bangun tidur.
Doa yang dibaca Nabi a saat bangun tidur adalah sebagaimana yang di Riwayatkan oleh Sahabat Hudzaifah y ia mengatakan :
“Apabila Nabi a hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Al Hamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR Bukhari : 5837).
Uwais Al Qarni t mengatakan kepada penduduk Kufah :
“Wahai penduduk kufah berbantallah (ketika tidur) dengan kematian dan jadikan kematian pada bola matamu ketika kalian bangun (tidur)” (KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

7. Mengingat kematian dengan menyaksikan orang-orang yang sedang sekaratul maut atau orang mati secara umum.
Allah cberfirman :
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS Fathir : 37).
Para Ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud Pemberi peringatan (an-Nadzir) dalam ayat diatas adalah Rasulullah a, yang lain mengatakan yang dimaksud adalah uban (supaya mengingat dekatnya saat kematian) ada juga yang mengatakan yang dimaksud adalah : saling menguburkan (orang mati) diantara teman dan kerabat (sehingga jadi ingat kematian).
Abu Hurairah y apabila melihat orang-orang memikiul Jenazah untuk menguburkannya ia berkata :
“Kembalilah pulang menghadap Rabb-mu karena sesungguhnya aku juga akan pulang menyusulmu”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Tsabit Al-Binani t mengatakan :
“Kami menyaksikan jenazah, maka tidaklah kami menyaksikannya kecuali kami menunduk menangis disebabkan karena Jenazah itu mereka umpamakan dirinya sendiri, tidak menangis karena (meratapi) mayyit akan tetapi menangis karena menangisi dirinya” (KitabAd-Darul Akhirah 3/24).
Malik bin Dinar tmengatakan :
“Aku dahulu bersama Hasan Bashri t dalam sebuah (layatan) Jenazah lalu ia mendengar ada seseorang bertanya kepada temannya, siapa mayyit ini? Maka Hasan Bashri tmengatakan : ini adalah aku dan kamu mereka sedang menunggu kita hingga kita menyusul kepada orang pertama diantara mereka”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).
Saudaraku yang dirahmati Allah Ta’ala persiapkanlah kematian dengan ilmu syar’i serta memperbagus dan memperbanyak amal shaleh, jadikan pelajaran dari mereka-mereka yang telah mendahului kita. Ada perkataan dari Ibnu Mas’ud yyang patut untuk kita renungkan:
“Orang yang bahagia adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).
8. Mengingat kematian dengan cara ziarah Kubur.
Ziarah kubur pada awalnya dilarang dalam islam, Akan tetapi akhirnya larangan ini dihapus (Mansukh) karena hikmah dan maslahatnya yang demikian besar, diantaranya : untuk mendo’akan mayyit dan mengambil pelajaran dengan mengingat kematian.
Rasulullah abersabda :
“Dari Anas ydari Nabi abersabda : “Aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang ziarah kuburlah karena sesungguhnya dengan ziarah kubur akan melembutkan hati, meneteskan airmata dan mengingatkan kepada hari akhirat”. (HR Hakim dalam Al Mustadrak 1/532 : 1393, dari Anasy).

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.