Di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang ia merupakan pusat kebaikan atau keburukan. Segumpal daging tersebut yang akan mengomando seluruh perbuatan anggota badan. Segumpal daging tersebut adalah hati. Diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah An-Nu’man bin Basyir rodhiallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda;

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ.

“Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

Allah subhanahu wata’ala tidak melihat kepada wajah dan harta manusia, tetapi yang dilihat oleh Allah subhanahu wata’ala adalah hatinya dan amalannya. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda;

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قَلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.
“Sesungguhnya Allah q tidak melihat kepada bentuk wajah kalian dan harta-harta kalian. Akan tetapi Allah subhanahu wata’ala melihat kepada hati-hati kalian dan amal-amal kalian.”
Maka hendaknya seorang muslim dan muslimah senantiasa berupaya untuk membersihkan dan menyucikan hatinya dari hal-hal yang buruk, agar ia mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Bahkan Allah subhanahu wata’ala bersumpah sebanyak tujuh kali sebelum menyebutkan tentang keberuntungan bagi orang-orang yang menyucikan hati dan jiwanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman;

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا. وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا. وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا. وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا. وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا. وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا. وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا.
”Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Demi bulan apabila mengiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya. Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa tersebut (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (jiwa)nya.”

Maka perhatikanlah hatimu, sucikanlah hatimu maka akan kau dapatkan kebahagiaan yang Allah berikan kepadamu.

(aboeghozie/sendia/rumahhufazh)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.