Hati yang sakit adalah hati yang telah dimenangkan oleh syetan. ketika panah panah Syetan berupa Syubhat dan Syahwat sudah mulai meracuni kebenaran dan kebaikan di dalam hati. kita semua tahu, hati adalah tempat vital bagi seorang manusia, bahkan Rasulullahpun menyebutnya sebagai barometer baiknya seluruh amalan. ketika hati itu baik maka baik pula seluruh amalannya.

Hati yang sakit tidaklah sama dengan hati yang mati. hati yang sakit adalah keadaan hati yang masih memiliki harapan disembukan dan diperbaiki. Ketika amalan kita mulai terasa lelah, mungkin hati kita sedang sakit. Ketika kebaikan dianggap tidak penting, mungkin hati kita sedang sakit. Ketika ayat ayat Allah hanya sebagai tilawah dan tidak menggetarkan hati maka mungkin hati kita sedang diselimuti penyakit yang mengerikan.

Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia terkadang mendorong kepada ketaatan dan kebaikan, serta terkadang mengajak pada kemaksiatan dan keburukan, tergantung kecenderungan yang lebih kuat.

Ketika seseorang yang hatinya sakit maka dapat dipastikan amalan untuk Tuhannya mulai berkurang. Ibadah terasa lalai, malas, terlupakan, bahkan kadang maksiat dianggapnya tidak menjadi sesuatu yang berbahaya bagi dirinya.

Secara kasar, hati yang sakit juga lebih memilih kesenangan dunia. ketika ia bekerja maka hanya diperuntukan untuk kesenangan duniannya, ketika ia belajar maka hanya untuk menambah pengetahuan untuk mendapatkan dunia. mereka lupa dan lalai dalam mencapai akhirat.

Ya, dapat dipastikan, hati yang sakit akan lebih memilih kebahagiaan dunia yang sementara dari pada kebahagiaan yang hakiki di akhirat. Allah subhanahuwata’ala berfirman;

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى.

“Tetapi mereka lebih memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”

Ada empat hal yang dapat meracuni hati, antara lain :

1. Berlebihan dalam bicara
Serorang yang banyak bicara, maka ia akan benyak tergelincir pada kesalahan sehingga hal tersebut dapat meracuni hati. Seorang muslim dan muslimah hendaknya berkata yang baik dan tidak berlebihan di dalam berbicara. Diriwayatkan dari Abu Hurairah y ia berkata, Rasulullah a bersabda;

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
2. Berlebihan dalam makan
Banyak makan dapat berdampak buruk kepada tubuh dan dapat meracuni hati. Dan Allah q tidak menyukai orang-orang yang berlebihan dalam makanan. Allah q berfirman;

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ.

“Makanlah dan minumlah, (namun) janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

3. Berlebihan dalam memandang
Berlebihan dalam mengumbar pandangan dapat mengotori hati. Allah q berfirman;

قُلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُوْنَ.

“Katakanlah kepada orang yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan hendaknya mereka memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.”

4. Berlebihan dalam Bergaul
Berlebohan dan salah dalam bergaul dapat mempengaruhi keberagamaan seseorang. Sebagaiman diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau bersabda;

اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يَخَالِلُ.

“Seorang sesuai dengan agama temanya, maka hendaklah kalian melihat siapa temannya.”

(AbuGhozie/Sendia/Rumahhufazh)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.