Abad yang kita lewati semakin dekat dengan abad informasi, era yang penuh dengan data, informasi, berita, bahkan ilmu yang semakin berkembang. Setiap detail dibahas dan memiliki ilmu tersendiri. Pendidikan pun menohok generasi untuk ikut mengembangkannya sehingga sesuai dengan zaman.
Kenyataannya, kita hanyalah manusia biasa, waktu kita tidaklah bertambah menjadi 32 jam sehari, tidak pula bertambah menjadi 500 hari per tahun. sedangkan perkembangan informasi ini menjadi ancaman tersendiri bagi kita yang hidup di zaman tersebut, karena bagaimanapun, seorang manusia harus mengerti keadaan zamannya.
Terlebih masalah ilmu, seperti yang telah penulis sebutkan, ilmu semakin berkembang, bahkan untuk menentukan kain berkualitas baik kita ada ilmunya. hingga hal yang paling tidak berguna pun ada ilmunya.
Ini menjadi dilema tersendiri untuk kita. semua ilmu memiliki peran dalam kehidupan kita, seakan semua itu mesti dipelajari dan diamalkan. namun cukupkah waktunya? apakah kita mampu? apakah kita harus mempelajarinya?
Hal inipun telah diantisipasi oleh seorang sahabat nabi lewat nasehat sederhananya. nasehat yang menggambarkan keadaan zaman ini, zaman yang lebih berkembang lagi dibadingkan ketika rasulullah masih hidup. tentang memilih sesuatu yang paling penting, tentang ilmu yang harus menjadi prioritas seorng manusia.
ini adalah nasehat dari seorang Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu. Sahabat Nabi ayng wafat di Madain Tahun 36 H inipun berkata :
اَلْعِلْمُ كَثِيْرٌ وَالْعُمْرُ قَصِيْرٌ فَخُذْ مِنَ الْعِلْمِ مَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ فِيْ أَمْرِ دِيْنِكَ.
“Ilmu itu banyak sedangkan umur itu pendek (terbatas), maka ambillah ilmu (yang terpenting) yang engkau butuhkan dalam urusan agamamu.” (Shifatush Shafwah, 1/546).
(Sendia-AbuGhozie/Rumahhufazh)