Pernahkah kita lihat sekelompok manusia yang dia orang yang penuh dengan kecukupan, kaya, mentereng, memliki jabatan tinggi bahkan memiliki anak dan keturunan yang banyak. Apa yang orang kaya tersebut usahakan selalu berhasil. Ketika ia seorang dokter, maka ia bertangan dingin. Ketika ia seorang insinyur maka ia cermat. Ketika ia seorang pedagang, maka keberuntungan seakan menjadi sahabat karibnya.

Apa yang ia inginkan tercapai, orang orang memujinya. Masyarakat tahu betapa bermartabatnya ia, bahkan dianggap sebagai contoh masyarakat.

Yang tampak dia terlihat bahagia, seakan tidak ada masalah. Kehidupannya pun lancar, tanpa masalah, dan ia adalah orang yang taat. Namun, tahukan kepada siapa dia taat. Dia taat bukan kepada Tuhan yang semestinya disembah, namun ia taat kepada tuhan tuhan yang tidak sedikitpun menjadi sekutu Allah. mereka taat kepada thogut atau sesembahan selain Allah.

Namun menurutnya, ketaatan kepada Thogut thogut itu adalah jalan menuju kebahagiaannya. semakin ia taat maka semakin hebat dia, semakin dia bahagia maka semakin dia bertambah rasa iman kepada thogut itu. na’udzubillah.

Orang seperti ini bukanlah hayalan, mereka benar benar ada. kita pasti ingat dengan kisah Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan, atau namrud atau juga Qorun yang memiliki harta kekayaan melimpah namun mereka ingkar kepada tuhannya. ketahuilah merekalah orang yang sungguh dianggap sebagai orang yang paling celaka.

Mereka adalah seseorang yang Allah sebutkan dalam Firmannya

Allah Ta’ala berfirman:

فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُڪِّرُواْ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَبۡوَٲبَ ڪُلِّ شَىۡءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُواْ بِمَآ أُوتُوٓاْ أَخَذۡنَـٰهُم بَغۡتَةً۬ فَإِذَا هُم مُّبۡلِسُونَ (٤٤) فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ‌ۚ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٤٥

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah di berikan kepada mereka,Kami bukakan setiap pintu kesenangan untuk mereka.Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah di berikan kepada mereka,Kami siksa mereka secara tiba – tiba,maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.Maka orang – orang zhalim itu di musnahkan sampai ke akar – akarnya.Dan segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.”(QS.Al An’am : 44-45).

permisalan mereka seperti seseorang yang teresat di sebuah jalan namun mereka meyakini jalan tersebut benar dan pasti membawanya kepada keselamatan. mereka terlena dengan asumsi dan apa yang di dapati di perjalanan hidupnya, namun lupa dengan risalah yagn dibawa oleh TuhanNya.

Mereka yang bermaksiat kepada Allah,akan tetapi mendapatkan kelapangan dan kesenangan hidup di dunia. Ini adalah bentuk istidraj yaitu hukuman yang di berikan oleh Allah Ta’ala secara berangsur – angsur dengan di biarkan bersenang – senang seolah itu adalah nikmat dari-Nya.Hukuman apakah yang lebih berat dari ini dalam kehidupan dunia?

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

 

إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ

الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَ هُوَ مُقِيْمٌ عَلٰى

 

مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذٰلِكَ مِنْهُ اِسْتِدْرِاجٌ

 

“Jika engkau melihat Allah memberikan kepada seorang hamba dari harta dunia yang di sukainya sedangkan dia melakukan kemaksiatan kepada-Nya,maka sesunguhnya hal tersebut adalah bentuk istidraj dari-Nya.”(HR.Ahmad : 4/145 no.17349,Ath Thabrani dalam Al Ausath : 9/110 no.9272.Di Shahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah no.414).

(sendia/aboefathiya/rumahhufazh)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.