Oleh: Muhammad Umar Muttaqin

(Mahasiswa Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung)

Saat ini kita ketahui bahwa dunia sains sudah mulai dilirik oleh banyak pihak tidak terkecuali oleh masyarakat awam, kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik, memudahkan kehidupan setiap elemen masyarakat.

Salah satu cabang sains yaitu fisika yang sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari bahkan tanpa kita sadari, contohnya saat kita bersepeda kita membutuhkan gaya untuk bisa tetap seimbang dan memutar roda agar kita dapat melaju, dan jika ingin bergerak lebih cepat kita harus menambahkan percepatannya. Fisika dan kehidupan beragama tidak dapat dipisahkan tetapi saat ini banyak orang yang lari dari agamanya dan berusaha menjadi seorang ateis karena berpikir konsep adanya tuhan adalah tidak masuk akal.

Akan tetapi tahukah anda bahwa fisika juga termasuk kedalam ayat-ayat dalam Al-Quran? Mari ikuti pembahasannya dalam artikel ini agar kita menjadi lebih yakin dan tidak termasuk dalam sains ateis.

Fisika dalam bahasa Yunani fysikós yang artinya “alamiah”, dan fýsis yang berarti “alam” adalah ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Lalu apa hubungan antara fisika dengan Al-Quran? Dalam ilmu tauhid keislaman ada tiga yaitu rububiyah, mulkiyah, dan uluhiyah, dalam hal ini akan dijelaskan mengenai rububiyah.

Rububiyah adalah meyakini Allah sebagai rabb bagi umat muslim, rububiyah juga meyakini bahwa Allah yang telah memberi kita hidup, kehidupan, dan juga yang mematikan kita, dalam artian ini Allah yang mengatur kehidupan manusia, sehingga kejadian yang ada di langit dan di bumi adalah atas kehendak Allah. Dalam masyarakat umum semua kejadian yang terjadi setiap hari baik itu angin yang berhembus, air yang mengalir dari atas ke bawah, maupun gaya gravitasi diketahui bahwa hal tersebut adalah hukum alam yang terjadi berdasarkan aturan alam, sehingga dapat kita katakan hukum alam merupakan hukum Allah yang mengatur segala kehidupan di dunia.

Seperti halnya benda langit yang berputar pada porosnya lalu mengelilingi pusatnya (matahari), hal tersebut juga di jelaskan dalam QS Yaasin : 39-40

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(40).

Berdasarkan ayat tersebut kita mengetahui bahwa alam semesta ini memang beredar pada lintasannya masing-masing, Nicolas Copernicus pada tahun 1543 menyatakan bahwa bumi dan planet lain di alam semesta ini mengelilingi matahari pada lintasannya masing-masing, lalu gagasan Kepler pada tahun 1606 atau sekitar abad ke 17 yaitu dua abad setelah Quran turun Johannes kepler baru merumuskan hal tersebut. Al-Quran memang tidak menjelaskan semuanya tetapi Quran menjadi dasar bagi orang-orang yang berpikir seperti dalam QS Al-baqarah: 219

“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir”

Atau dalam .QS Az Zumar: 42

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir”

(Asy/voa-islam/rumahhufazh.or.id)

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.