Akhir-akhir ini sering kita mendengar dan melihat sekelompok atau seglintir orang yang mengupas kesalahan-kesalahan para sahabat Nabi, bahkan ada sebagian yang lain berani mencaci sebagian sahabat Nabi, atau istri –istri Nabi Shallallahu alaihi wa salam.
Bagaimanakah harusnya kita bersikap terhadap sahabat Nabi ?, sebelum kita jauh membahas sikap kita terhadap para sahabat Nabi yang semoga Alloh muliakan mereka, mari sejenak mencari tahu apa definisi dan pengertian sahabat dan siapa saja yang bisa dikategorikan sahabat Nabi.
Sahabat Nabi adalah seorang muslim yang bertemu Nabi Muhamad shallallahu ‘alaihi wa salam semasa hidupnya dan meninggal dalam keadaan beriman.
Kembali kepada pertanyaan diatas, haruskah kita mencintai sahabat Nabi?, terlampau banyak ayat-ayat maupun hadist yang menjelaskan akan pujian Alloh dan perintah untuk mencintai kepada para sahabat diantaranya :
Firman Allah Azza wa Jalla:
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواعَنْه
وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيم(التوبة 100)
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar “ (QS.At-Taubah:100).
Dan juga firman Allah subhanahu wa Ta’ala:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (الفتح : 29)
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S al-Fath [48]: 29)
Dan banyak penjelasan akan larangan mencaci sahabat dan anjuran untuk mencintai para Sahabat (semoga Allah meridhoinya) yang terucap langsung dari lisan manusia terbaik di alam raya ini Muhamad Shallallahu Alaihi wa Sallam.
“ Sebaik-baik generasi ialah generasiku, Kemudian setelahnya, Kemudian setelahnya”(HR Mutafaq ‘alaihi diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud).
Dan Sabda Nabi shallallahu Alaihi wa Sallam :
“ Janganlah kalian mencela sahabatku, Janganlah kalian mencela sahabatku, Demi Dzat yang jiwaku berada di Tanganya, Kalau seandainya kalian menginfaqkan emas sebesar gunung Uhud pun, Kalian tidak akan bisa menyamai satu genggam atau setengah dari apa yang diinfakan oleh para Sahabat ” (HR Muslim dari abu hurairoh).
Dan juga Nabi Shallallahu Alaihi wasallam mengatakan Bahwa Allah akan mencintai seorang hamba yang mencintai para sahabat, dan membenci siapa yang membenci Sahabat.
“ Nabi berkata tentang Kaum Anshar : Tidaklah yang mencintai kaum Anshar melainkan dia seorang mu’min, dan tidaklah selorangpun yang membenci kaum anshar melainkan dia seorang munafik, barangsiapa yang mencintai mereka maka Allah akan mencintainya, dan barangsiapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya “ (Mutafaq ‘alaihi diriwayatkan oleh al-barra bin ‘azib).
Maka dari penjelasan ayat maupun Hadis diatas jelaslah akan kewajiban kita seorang muslim untuk mencintai para Sahabat radhiyallahu ‘anhum serta menahan diri dan menjauhi dari mencaci mereka, dan sudah menjadi keyakinan bagi ahlusunnah adalah mencintai dan menghormati mereka, hanya orang yang pendek akal dan bodoh saja yang lisanya mudah mencela dan menghina para sahabat.(umar rudini/rumahhufazh.or.id).