Alhamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya..Amma Ba’du.
Hati adalah inti dari diri seorang manusia. Allah Ta’ala sangat memperhatikan kondisi hati setiap hambaNya. Hati yang dijaga, akan senantiasa memancarkan kekuatan iman, semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama kala mendengarkan ayat-ayat Allah dikumandangkan.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”(QS. Al-Anfal [8]: 2).
Terhadap hati orang yang beriman, ciri hati mereka sebagaimana bisa dilihat pada apa yang Allah firmankan di atas, Allah pun akan berikan anugerah ketenangan langsung dari sisiNya.
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيما
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka.” (QS: Al Fath [48]: 4).
Dengan kata lain, hati seorang Muslim akan semakin hidup dengan istiqomah dalam ketaatan semata kepadaNya. Dan, jika itu berhasil dilakukan secara terus-menerus, maka kebahagiaan akan semakin nyata dalam kehidupannya. bi idznillah
Akan tetapi, karena lemahnya iman, banyak di antara umat Islam yang abai terhadap masalah hati ini. Padahal, bahagia tidaknya setiap Muslim sangat bergantung pada kondisi hatinya.
Untuk itu, penting sekali setiap Muslim memahami masalah ini, karena jika tidak, bisa jadi hati yang amat penting ini justru terkontaminasi dengan sifat-sifat buruk yang membahayakan, yakni kemunafikan bahkan kekafiran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” الْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ : فَقَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ أَزْهَرُ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ ، وَسِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ . وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ ، فَذَلِكَ قَلْبُ الْكَافِرِ . وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُنَافِقِ ، عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ . وَقَلْبٌ مُصَفَّحٌ ، وَذَلِكَ قَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ ، فَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يَمُدُّهَا مَاءٌ طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ النِّفَاقِ كَمَثَلِ الْقُرْحَةِ يَمُدُّهَا الْقَيْحُ وَالدَّمُ ، فَأَيُّ الْمَادَّتَيْنِ غَلَبَتْ صَاحِبَتَهَا غَلَبَتْ عَلَيْهِ
“Hati itu ada empat macam; hati yang bersih yang di dalamnya terdapat semacam pelita yang bersinar, hati yang tertutup lagi terikat, hati yang berbalik, dan hati yang berlapis. Hati yang bersih itu adalah hati orang Mukmin, dan pelita yang ada di dalamnya itu adalah cahayanya. Hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang berbalik adalah hati orang munafik murni (tulen), ia mengetahui Islam lalu ingkar, sedangkan hati yang berlapis adalah hati orang yang di dalamnya terdapat iman dan kemunafikan. Perumpamaan iman di dalam hati itu adalah seperti sayur-sayuran yang disiram air bersih. Sedangkan perumpamaan kemunafikan dalam hati adalah seperti luka yang dilumuri nanah dan darah. Mana di antara keduanya (iman dan kemunafikan) yang mengalahkan yang lainnya, maka dialah yang mendominasi. (HR. Ahmad)
Dari empat kriteria hati tersebut, sudah barang tentu kita harus memiliki hati yang bersih yang di dalanya terdapat pelita yang bersinar. Karena hati yang demikian yang bisa merasakan nikmat dan indahnya iman. Dan, selain itu adalah kondisi hati yang mesti kita waspadai.
Terhadap orang yang mengetahui kebenaran lalu menginkarinya maka Allah akan cabut nikmat iman di dalam hatinya sehingga kehidupannya akan sangat jauh dari kebahagiaan dan kebenaran.
Dengan demikian pantaslah jika ada yang mengatakan bahwa hati merupakan raja dalam diri setiap manusia. Sebab, pikiran, ucapan dan perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi hatinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
“Ketauhilah, sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pulalah jasad tersebut. Jika ia jahat, maka jahat pula jasad tersebut. Segumpal daging itu adalah hati. (HR. Bukhari-Muslim).
Untuk itulah, guna memastikan hati kita tetap menjadi raja yang benar dan baik, upaya untuk senantiasa menjaganya menjadi kebutuhan paling dasar dari diri setiap Muslim. Dan, satu cara ampuh untuk memastikan hati tetap dalam kebenaran adalah dengan senantiasa melakukan dzikir kepada Allah Ta’ala.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yangberiman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).[]
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.