Para orangtua harus menyiapkan agama anak-anaknya. Karena pasti Allah akan menanyakan amanah itu kepada para orangtua.
Kelemahan dalam masalah ekonomi, kelemahan dalam kesejahteraan dan kelemahan dalam fasilitas. Para orangtua bertanggung jawab jika kelemahan ini menjadi alasan jauhnya anak-anak dari Allah. Sehingga meninggalkan anak-anak dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada meninggalkan mereka meminta-minta kepada orang.
Kelemahan ilmu pengetahuan, kelemahan wawasan dalam hidup serta kelemahan dalam kemampuan untuk menjalani hidup.
Itu artinya para orangtua harus membekali mereka ilmu, semua sarana ilmu dan wawasan serta skill anak-anak. Kesalahan fatal, ketika orangtua sibuk menikmati hidup sendiri tetapi lalai menyiapkan ilmu, wawasan dan skill anak-anak mereka.
Kelemahan dalam fisik. Kelemahan dalam jiwa dan mental. Kelemahan yang mengakibatkan mereka hanya menjadi pecundang dan bukan seorang juara.
Orangtua harus menyiapkan fisik mereka sesehat mungkin. Menjaga mereka agar tetap bugar untuk melanjutkan perjuangan. Jiwa dan mental yang kokoh berhadapan dengan keadaan apapun. Mampu hidup dan bertahan dalam keadaan paling sulit sekalipun.
Dan semua jenis kelemahan adalah merupakan peringatan yang tidak boleh muncul pada kelahiran keturunan kita.
- Anak sebagai MUSUH
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)
Sangat mengerikan membaca ayat ini. Allah memerintahkan agar orangtua berhati-hati terhadap anak. Karena sebagian mereka adalah musuh. Jika anak telah menjadi musuh orangtuanya, maka hilanglah sebagian besar kebahagiaan rumah tangga. Karena hiasan itu kini hanya menjadi beban, penyebab ketakutan, kesedihan dan semua kesengsaraan hidup orangtua.
Anak yang nakal, durhaka, bodoh, menjatuhkan martabat keluarga. Saat itulah anak yang dulu diasuh siang dan malam, berubah menjadi musuh yang menyedihkan, menakutkan dan menyengsarakan.
2. Anak yang BAIK & MENYEJUKKAN PANDANGAN MATA
Allah berfirman:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Qs. Ali Imron: 38)
Allah juga berfirman:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Furqon: 74)
Inilah anak yang diharapkan oleh setiap keluarga. Untuk itulah, ayat-ayat yang digunakan untuk membahas poin ini berupa doa dan ini berbeda dengan ayat-ayat sebelumnya. Doa adalah harapan dan munajat kepada Yang Menciptakan semuanya.
Anak yang baik. Anak yang menyejukkan pandangan mata. Anak yang menyenangkan hati orangtua.
Jelas ini adalah hasil panen jerih payah orangtua. Setelah sekian lama dalam kesabaran tiada berujung, orangtua berjuang berjibaku mendidik mereka. Saat usia telah senja, tulang telah rapuh, kepala telah menyala putih, banyak keterbatasan, saat perlu bersandar, anak-anak yang baik itu benar-benar menyejukkan pandangan mata, menentramkan hati. Ibarat oase di tengah gurun sahara. Ibarat air sejuk bagi musafir yang telah lemas karena dehidrasi. Anak yang berbakti. Anak yang mengerti hak orangtua. Anak yang bisa mengangkat derajat orangtunya kelak di Surga Allah.
Allah yang menciptakan anak-anak bagi kita. Dia menjelaskan dalam Al Quran bahwa anak-anak itu adalah hiasan hidup orangtua. Tetapi juga sebagai cobaan hidup bagi orangtua, agar diketahui apakah orangtua lalai dari kewajibannya berdzikir kepada Allah atau tetap baik.
Untuk itulah, orangtua diingatkan Allah jangan sampai anak-anak menjadi generasi yang lemah apalagi menjadi musuh. Tetapi harus menjadi anak-anak yang baik dan menyejukkan mata.
Sekaligus amanah dari Allah agar para orangtua menjaga amanah itu dan menjadikan mereka anak-anak yang kokoh dan kuat di zamannya, wallahu a’lam.
Disadur dari Tulisan Ust. Budi Ashari Hafidzahullaah
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.