Kematian adalah sebuah keniscayaan. Ia adalah satu satunya hal yang pasti yang dipahami oleh semua orang. Meyakini kematian sebagai kepastian yang datang adalah sesuatu yang sederhana, sesederhana memahami bahwa seorang manusia dilahirkan dari rahim seorang ibu. Namun,merinci datangnya kematian adalah sesuatu yang rumit, serumit memperkirakan luas jagat raya ini.

Semua orang meyakini kematian itu datang, karena manusia tidaklah lepas dari kematian. Waktu yang berputar adalah tanda bahwa kematian itu memang ada. Ia adalah bukti bahwa kematian itu mendekati dan terus mendekat.

Seseorang tidak bisa lari dari kematian, dimanapunia berada walaupun berada di benteng yang kokoh, kematian pasti akan menjemputnya cepat ataupun lambat. Allah cberfirman :

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”.(QS An-Nisa’ : 78).

Setiap Jiwa yang bernyawa pasti merasakan kematian.Ia akan menemui siapapun tanpa pandang bulu. Baik manusia ataupun jin, besar ataupun kecil, laki-laki ataupun perempuan, sehat ataupun sakit, orang kaya ataupun miskin, raja ataupun rakyat jelata, Ibarat pintu yang setiap kita pasti memasukinya. Allah berfirman :

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS Ali Imran : 185).

Bagi seorang mukmin memngingat kematian bukanlah hal yang menakutkan. Kematian di atas hidayah dan tauhid bahkan menjadi kerinduan bagi orang yang memiliki iman kepada Allah.

Berbeda dengan mereka yang kafir kepada Ayat Ayat Allah. Mereka menganggap kematian adalah gerbang akhir kehidupan, dan menganggap kematian adalah sesuatu yang menakutkan.

Kematian erat hubungannya dengan perkara iman dalam agama islam. Bagaimana tidak, seluruh perkara iman akan terbukti setelah kematian menjemput kita. Bagi seorang yang beriman kematian akan menjadi jendela membuktikan bahwa Allah itu maha Besar, Allah itu maha kuasa, Allah itu maha kaya, karena di hari kiamat orang beriman akan melihat Allah secara jelas sepertihalnya ketika mereka melihat bulan di malam hari.

Kematian adalah pintu gerbang membuktikan bahwa malaikat itu ada, ia adalah pintu gerbang membuktikan bahwa apa yang dibawa rasulullah adalah benar, kematian juga gerbang pembuktian bahwa amalan yang mereka lakukan dari sholat, zakat dan haji mereka akan dibalas di hari kiamat.

Kematian seorang yang beriman adalah nikmat, karena bagi orang yang beriman dunia ini adalah perjalanan panjang yang melelahkan dan penuh ujian. Ketika kematian datang maka telah sampai juga mereka di ujung perjaanan mereka.

Kematian seorang yang beriman adalah adalah kematian yang didambakan. Saat itu orang orang beriman akan disatukan dengan orang yang beriman. Sedangkan orang kafir akan disatukan dengan orang kafir.

Maka mengingat kematian bagi seorang muslim yang beriman bukanlah sesuatu yang mengikis asa dan menekan jiwa. Tapi mengingatnya akan memupuk raga dan membukan rahmatNya.

Setiap orang tidak dapat menghindari diri dari kematian. Kematian bukanlah hal yang mengerikan bagi seorang mukmin.

Kehidupan ini adalah ladang kita dan tempat kita mencari bekal sebelum kematian itu mendatangi kita. Ketika kematian itu hadir di depan mata kita maka berakhir juga kesempatan mencari bekal untuk kehidupan kekal setelahnya.

Orang beriman pasti akan bahagia, karena hanya dengan imanpun ia terjauh dari kekekalan api nereka. Siapa yang mau kekal dalam kesengsaraan? Jawabannya adalah orang yang tidak beriman atau orang yang melupakan dan menentang Tuhannya walau ia telah beriman.

Allah berfirman dalam surat Al Fathir yang artinya:

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS Fathir : 37).

Para Ulama Ahli Tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud Pemberi peringatan (an-Nadzir) dalam ayat diatas adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang lain mengatakan yang dimaksud adalah uban (supaya mengingat dekatnya saat kematian) ada juga yang mengatakan yang dimaksud adalah : saling menguburkan (orang mati) diantara teman dan kerabat (sehingga jadi ingat kematian).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu apabila melihat orang-orang memikiul Jenazah untuk menguburkannya ia berkata :

“Kembalilah pulang menghadap Rabb-mu karena sesungguhnya aku juga akan pulang menyusulmu”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Tsabit Al-Binani mengatakan :

“Kami menyaksikan jenazah, maka tidaklah kami menyaksikannya kecuali kami menunduk menangis disebabkan karena Jenazah itu mereka umpamakan dirinya sendiri, tidak menangis karena (meratapi) mayyit akan tetapi menangis karena menangisi dirinya” (KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Malik bin Dinar tmengatakan :

“Aku dahulu bersama Hasan Bashri dalam sebuah (layatan) Jenazah lalu ia mendengar ada seseorang bertanya kepada temannya, siapa mayyit ini? Maka Hasan Bashri tmengatakan : ini adalah aku dan kamu mereka sedang menunggu kita hingga kita menyusul kepada orang pertama diantara mereka”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Saudaraku yang dirahmati Allah Ta’ala persiapkanlah kematian dengan ilmu syar’i serta memperbagus dan memperbanyak amal shaleh, jadikan pelajaran dari mereka-mereka yang telah mendahului kita. Ada perkataan dari Ibnu Mas’ud yyang patut untuk kita renungkan:

“Orang yang bahagia adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain”.(KitabAd-Darul Akhirah 3/24).

Wallaahu A’lam[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.