Kematian merupakan sebesar-besar petaka yang menimpa kepada manusia dalam kehidupan dunia, Allah subhanahu wata’ala menyebutkan didalam Al Quran bahwa kematian itu Musibah. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

“jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi Lalu kalian ditimpa musibah kematian”. (QS Al-Maidah : 106).

Hal itu dikarenakan kematian merupakan pergantian dari satu kondisi kepada kondisi yang lain, perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah berkata :

أَعْظَمُ الشَّدَائِدِ الَّتِي تَنْزِلُ بِالعَبْدِ فِي الدُّنْيا المَوْتُ وَمَا بَعْدَهُ أشدُ مِنهُ.

“Petaka terbesar yang menimpa kepada seorang hamba dalam kehidupan dunia adalah kematian, sedangkan apa yang terjadi setelahnya lebih berat lagi”. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/190).

Kematian merupakan musibah dan petaka besar yang menimpa kepada hamba. Akan tetapi musibah yang lebih besar dari itu semua adalah lalainya seseorang dari kematian, lupa dari mengingatnya, tidak merenungi dan mentadaburinya, sehingga tidak perduli dan tidak mempersipkan diri akan datangnya pristiwa yang menghancurkan segala kenikmatan ini. Rasulullah ﷺ menganjurkan serta memerintahkan untuk banyak mengingat, merenungkan dan memikirkan kematian. Abu Hurairah y mengatakan bahwa Rasulullah a bersabda :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan.” Maksudnya adalah kematian”. (HR Tirmidzi : 2307)

Berdasarkan Sabda Nabi ini para ulama menyatakan disyari’atkannya mengingat kematian bahkan ini merupakan ijma’ para ulama. Berkata al-Wazir Ibnu Hubairah rahimahullah:

وَاتَّفَقُوْا عَلَى اسْتِحْبَابِ ذِكْرِ اْلمَوْتِ

“Mereka (para ulama) telah sepakat atas dianjurkannya mengingat kematian”.

Perihal mengingat kematian ini, telah lama dicontohkan oleh orang-orang sholeh terdahulu. Ketahuilah mereka -generasi terbaik- sahabat Nabi   selalu mengingat kematian. Mereka adalah yang sadar akan kehidupan mereka di dunia hanyalah tempat singgah,

Ibnu Umar radhiallahu anhuma mengatakan :

كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ a فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ a ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

“Aku sedang bersama Rasulullah tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucap salam kepada Nabi dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, orang mukmin bagaimanakah yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka’ Ia bertanya lagi, ‘Orang mukmin bagaimanakah yang bijak?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling baik persiapan setelah mengingatnya, dan mereka itulah orang-orang yang bijak”. (HR Ibnu Majah : 4259, Shahih Sunan Ibnu Majah 2/419 : 3435).

Oleh karena itu Islam menganjurkan untuk berziarah kubur yang diantara hikmahnya adalah agar ingat kepada kematian.

Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan :

زَارَ النَّبِيُّ a قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ فَقَالَ اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

“Rasulullah menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis, dan orang-orang yang ada di sekelilingnya pun turut menangis. Beliau bersabda, “Aku telah minta izin kepada Allah untuk meminta ampunan bagi ibuku, namun Allah tak memberiku izin, kemudian aku minta izin untuk berziarah ke kuburnya barulah aku diizinkan. Oleh karena itu kunjungilah pemakaman karena ia akan mengingatkan kita pada kematian”. (kitab Mukhtashar Shahih Muslim : 498).

Dari Hadits yang mulia ini terdapat faedah bolehnya seorang muslim menziarahi kubur orang kafir akan tetapi tidak boleh mendoakannya atau memohonkan ampunan untuknya sebagaimana yang disyari’atkan memohonkan ampunan untuk sudaranya yang muslim.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam”. (QS At Taubah : 113).

Hikmah menziarahi kubur orang kafir adalah sebagai pengingat kematian saja, yaitu untuk mengambil pelajaran. Rasulullah a bersabda :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا فإنَّ فِيْهَا عِبْرَةٌ

“Aku dahulu melarang kalian menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah kubur karena padanya ada pelajaran”. (HR Ahmad 3/38 dishshihkan oleh al Al-Bani t didalam Shahih at targhib watarhib).

Adapun diantara hikmah dan faedah mengingat kematian adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abu Ali Ad-Daqaaq rahimahullah ia mengatakan :

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِ اْلمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ : تَعْجِيْلِ التَّوْبَةِ وَقَنَاعَةِ اْلقَلْبِ وَنَشَاطِ العِبَادَةِ, وَمَنْ نَسِيَ اْلمَوْتَ عُوْقِبَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ : تَسْوِيْفِ التَّوْبَةِ وَتَرْكِ الرِّضَا بِاْلكَفَافِ وَالتَّكَاسُلِ فِيْ اْلعِبَادَةِ.

“Barang siapa banyak mengingat kematian maka akan diberikan tiga kemuliaan : 1. Segera bertaubat, 2. Hatinya memiliki rasa qona’ah, 3. Semangat dalam beribadah. Dan barangsiapa yang lupa akan kematian diberikan padanya tiga musibah : 1. Memperlambat taubat, 2. Tidak merasa cukup terhadap pemberian (ni’mat), 3. Malas dalam beribadah. (kitab At Tadzkirah, Imam Al Qurthubi, 10)[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.