Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak.

Diantara prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mencintai para Sahabat Rasulullah a membela mereka, mendo’akan keridloan dan ampunan untuk mereka, memuji kebaikan mereka, dan berkeyakinan bahwa mereka adalah manusia pilihan setelah para Nabi dan Rasul yang mendapatkan keridhaan-Nya. (kitab al-Mu’taqidus Shahih, DR Abdus Salam Bin Barjas Al-Abdul karim t, hal :77)

Sebaik-baik manusia setelah Nabi dan para Rasulullah adalah para sahabat Rasulullah ﷺ. Mereka adalah manusia-manusia pilihan yang telah menyampaikan risalah islamiyah dari Rasulullah a kepada umatnya secara sempurna. Tidak berkhianat namun senantiasa kukuh beramanat. Mereka adalah manusia-manusia yang memperoleh keridhaan dari Allah Ta’ala dan tentunya keridhaan itu berlaku didunia dan akhirat, serta keridhaan itu tidak akan pernah dicabut lagi selama-lamanya. Allah Ta’ala berfirman :

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At-Taubah : 100).

Para sahabat telah berjuang bersama Rasulullah ﷺ untuk menegakkan islam dan mendakwahkannya ke pelbagai pelosok negeri, sehingga kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam. Perjuangan mereka untuk menegakan dan meninggikan kalimatullah dinul islam yang diridhai oleh Allah, telah banyak menelan korban jiwa dan harta, seperti yang dilakukan Abu Bakar, Umar, Utsman Ali, tholhah, Zubair dan yang lainnya o . Mereka adalah manusia yang sepenuhnya tunduk kepada islam, benar-benar membela kepentingan umat islam, setia kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa kompromi, mereka tunduk kepada hukum-hukum agama Allah, tujuan mereka adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya. Tipe dan corak kehidupan islam terwujud dalam kehidupan mereka sehari-hari, artinya kalau kita ingin melihat seperti apa potret kehidupan islam yang sebenarnya maka lihatlah kehidupan sehari-harinya Rasulullah dan para sahabatnya, sebuah kehidupan yang sesuai dan tercermin dalam al-Quran dan as-Sunnah, benar-benar dipraktekkan oleh mereka, dan hal yang seperti ini belum pernah kita jumpai dalam sejarah umat sejak dulu sampai hari ini. Hidup mereka dilandasi iman, cinta kepada Allah dan Rasulnya. Oleh sebab itu pula Allah memuji para sahabat Rasulullah lahir batinnya, dan Allah sebutkan karakter kebaikan mereka dalam kitab-kitab terdahulu (injil dan Taurat) sebagaimana Allah berfirman :

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya. tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS Al-Fath : 29).

Siapakah yang dimaksud Sahabat Nabi? Apakah setiap orang yang sezaman dengan Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam disebut Sahabat?

Imam Ibnu Katsir berkata, “Shahabat adalah orang islam yang bertemu Nabi ﷺ meskipun masa bertemu dengan beliau tidak lama dan tidak meriwayatkan satu haditspun dari beliau” (kitab Al-Baa’itsul Hatsits, syarah ikhtishar ‘Ulumil hadits, Ibnu Katsir, hal 151).

Adapun Al Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan dan melengkapi definisi yang disebutkan oleh para ulama :

الصَّحَابِيُّ هُوَ: مَنْ لَقِيَ النَّبِيَّ a مُؤْمِناً بِهِ وَمَاتَ عَلَى ذَلِكَ.

“Shabat adalah orang yang berjumpa dengan nabi dalam keadaan beriman dan wafat dalam keadaan islam”.

Masuk dalam definisi ini ialah orang yang bertemu nabi ﷺ baik lama atau sebentar, baik yang meriwayatkan hadits dari beliau ataupun tidak, baik ikut berperang bersama beliau ataupun tidak, demikian juga orang yang pernah melihat beliau sekalipun tidak pernah duduk bermajlis dengan beliau, atau orang yang tidak pernah melihat beliau karena buta. Masuk dalam definisi ini orang yang beriman lalu murtad kemudian kembali lagi kedalam islam dan wafat diatas islam, seperti sahabat Asy’ats Bin Qais.

Kemudian yang tidak termasuk dalam definisi shahabat ini adalah :

  1. Orang yang bertemu beliau ﷺ dalam keadaan kafir meskipun dia masuk islam sesudah itu (yakni sesudah Nabi ﷺ wafat).
  2. Orang yang beriman kepada Nabi Isa ﷺ dari ahlil kitab sebelum diutus Nabi ﷺ dan setelah diutusnya Nabi a dia tidak beriman kepada beliau.
  3. Orang yang beriman kepada beliau kemudian murtad dan mati dalam keadaan murtad, wal’iyadzu billah. (Kitab Al-Ishabah Min Tamyizis Shahabah, Ibnu Hajar Al-‘Asqolani 1/7).

Keluar pula dari definisi shahabat adalah orang-orang munafik, karena orang munafik bukanlah orang yang beriman bahkan mereka lebih buruk dari kondisi orang-orang kafir yang terang-terangan. Allah berfirman tentang mereka :

Di antara manusia (yang dimaksud orang-orang munafik) ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian ,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.(QS Al-Baqarah : 8).

Diantara ayat-ayat al-Quran yang menunjukan kafirnya orang manafik, kesesatannya dan di golongkan ahli neraka adalah Al-Qur’an surat An-Nisa ayat : 137, 138, 141, 142, 143, 145 dan juga surat Ali Imran ayat : 8-20.

Wallaaahu A’lam[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.