Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak.

Rasulullaah Alaihi Shalaatu Wassalaam bersabda “barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau hendaknya ia diam.” (HR. Bukhari Muslim)

Al Imam An Nawawi Rahimahullaah berkata dalam kitabnya Riyadhus Shalihin, “Ketahuilah hendaknya bagi setiap muslim untuk menjaga lisannya dari setiap ucapan kecuali ucapan yang baik. Dan tatkala ucapan tersebut sama antara kebaikan dan keburukan, sedang meninggalkannya ada nilai positif maka yang disunnahkan adalah menahan bicara. Karena kadangkala uacapan yang mubah justru menyeret pada perkara yang haram atau makruh. Dan ini banyak terjadi pada kehdupan kita, padahal tidak ada sesuatupun yang bernilai bagi seseorang selain ia meraih keselamatan dari kejelekan.”

Apa Itu Ghibah?

Ghibah ialah menyebutkan aib orang lain yang ia kalau perkara tersebut disebutkan, baik aib trsebut berkaitan dengan fisik, akhlak atau agama, dan penyebutan aib tersebut dilakukan tanpa sepengetahuannya. Namun jika aib tersebut disebutkan di hadapannya maka ini dinamakan mencaci atau mencela.

Nabi bersabda, “Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ghibah? Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Beliau berkata ghibah adalah kamu menyebut perihal saudaramu yang tidak ia sukai.” Lalu dikatakan pada beliau, “Wahai Rasul, jika aku mengatakan sesuatu yang memang ada padanya?.” Beliau menjawab, “jika demikian, itulah ghibah dan jika apa yang kau sebutkan tidak ada padanya maka kau telah berbuat dusta atasnya.” (HR. Muslim)

Hukum Ghibah

Ghibah, tanpa diragukan lagi hukumnya haram, dan orang yang mengghibah maka sungguh ia telah terjerumus kedalam perbuatan dosa besar, sebagai mana yang dinukil dari Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Atsir As syafi’i Rahimahumullah berkata, “ Ghibah hukumnya haram secara mutlak kecuali ada maslahat yang besar semisal dalam bab kritik perawi haditsdan nasihat. Hal ini berdasarkan pada kesepakatan para ulama. Allah Ta’aala berfirman;

ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه…

“Dan janganlah sebagian kalian mengghibah sebagian yang lain. Adakah seseorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.” (QS. Al Hujurat; 12)

Dalam ayat yang mulia ini Allah melarang kita untuk mengghibah saudara kita, sedang larangan itu menunjuka pada keharaman dari apa yang dilarang. Bahkan larangan dalam ayat yang mulia ini diberi perumpamaan yang sangat menjijikan yaitu orang yang mengghibah saudaranya, seolah olah ia telah memakan jasad saudaranya yang telah mati.

Ancaman Untuk Pelaku Ghibah

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu Anhu berkata, Rasul Alaihi Shalaatu Wassalaam bersabda, “Ketika aku dimi’rajkan maka aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari tembaga yang mereka sedang mencakar cakar wajah wajah dan dada mereka. Lantas aku betanya, “Wahai Jibril, siapa mereka?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang yang memakan daging daging orang lain dan merusak kehormatan orang lain.” (Shahih Targhib Wa Tarhib)

Menghindari Ghibah Dan Mendengarnya

Haram bagi kita mendengar ucapan yang mrngandung unsur ghibah. Jika kita mendengar hal tersebut maka segeralah berpalingg dan mengingkarinya jika mampu. Jika tidak maka segeralah tinggalkan majelis tersebut. Allah Ta’aala berfirman:

وإذا سمعوا اللغو أعرضوا عنه..

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpalin darinya.” (QS. Al Qashash: 55)

Selamatkan Diri Dari Ghibah

Orang beriman tahu benar akan jelek dan bahayanya dosa bernama Ghibah ini, untuk menhindari dosa tersebut tentu ia akan senantiasa mengingat serta merenungi larangan dan peingatan dari Allah Ta’aala tentang ghibah ini. Ia juga akan senantiasa menyibukkan dirinya dengan amalan yang bermanfaat, karena meninggalkan perbuatan yang sia sia adalah termasuk tanda semprnanya iman sesorang.

Demikian pula ia akan sangat menjaga pergaulannya, karena memang sesorang itu akan berkumpul dengan orang orang yang sejenis dengannya. Dan orang yang beriman selayaknya untuk bergaul dengan orang orang shaleh yang bisa saling menolong mengarahkan ke jalan yang lurus.

Selanjutnya ia akan senantiasa berdoa memohon petunjuk kepada Allah Ta’aala, karena hati manusia bersifat mudah berubah ubah. Wallaahu A’lam.

Semoga Allah Ta’aala senantiasa memberi kita petunjuk dan hidayahnya..Aamiin.

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.