Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak.

Menafsirkan Al Quran dengan hasil riset ilmiyah penemuan masa kini tak selamanya benar, bahkan mengandung bahaya yang tidak sedikit. Karena jika kita menafsirkannya dengan landasan riset, dan kemudian dimasa mendatang muncul teori teori penemuan baru lainnya yang bertentangan, maka hal itu menimbulkan kecenderungan bahwasannya Al Quran mengandung muatan yang tidak benar dimata musuh Islam.

Adapun bagi kaum muslimin, kesalahan muncul dari sudut pandang orang yang menafsirkan Al Quran melalui metode tersebut. Terlebih lagi musuh musuh Islam senantiasa mencari cari celah serta kelemahan Al Quran.

Oleh karena itu, peringatan keras bagi siapa saja yang tergesa gesa dalam menafsirkan Al Quran dengan riset riset ilmiyah. Hendaknya kita serahkan masalah ini (hasil riset ilmiyah) pada realita apa adanya. Apabila memang terjadi secara nyata, kita tidak perlu mengatakan bahwa Al Quran telah lama menetapkannya, karena Al Quran sebagai (petunjuk) ibadah, akhlaq serta untuk dihayati. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman:

كتاب انزلناه اليك مبارك ليدبروا ءاياته و ليتذكر أولو الالباب

“Kami menurunkan kitab (Al Quran) yang penuh berkah kepadamu agar mereka bertadabbur (memperhatikan) ayat ayatnya dan agar orang orang yang berfikir dapat mempelajarinya. (QS. Shad 38:29)

Al Quran tidak diturunkan untuk hakekat hakekat yang dihasilkan melalui eksperimen eksperimen ilmiyah, sehingga manusia baru akan mengetahuinya melalui pencapaian ilmu pengetahuan mereka. Sebagai contoh fatalnya kerusakan metodologi tafsir seperti ini adalah:

يا معشر الجن و الإنس إن استطعتم أن تنفذوا من أقطار السماوات والأرض فانفذوا لا تنفذون إلا بسلطان

“Wahai sekalian jin dan manusia, jika kalian mampu menebus (melintasi) penjuru langit dan bumi maka lintasilah, kalian tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar Rahman 55:33)

Ketika manusia pertama kali menginjakan kaki di bulan, sebagian orang menafsirkan ayat tadi dengan kejadian tersebut. Mereka mengatakan bahwa pengertian kata “sulthan” dalam ayat adalah ilmu, dengan pencapaian ilmu mereka berhasil menembus batas batas bumi dan melawan gravitasi bumi. Ini adalah penafsiran keliru. Kita tidak boleh menafsirkan Al Quran dengan makna tertentu, yang secara tidak langsung kita telah memberikan kesaksian bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’aala menghendaki makna itu, dan persaksian tersebut kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.

Barangsiapa yang memperhatikan secara seksama ayat di atas, niscaya akan mengetahui bahwa penafsiran seperti itu adalah bathil. Yang benar bahwa ayat tersebut diturunkan untuk menjelaskan keadaan manusia serta akhir cerita mereka nantinya. Dalam surah Ar Rahman diketahui bahwa ayat tersebut tertulis setelah firman Allah Subhanahu Wa Ta’aala:

كل من عليها فان و يبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام

“Semua yang ada di bumi akan binasa. Yang kekal hanya wajah Rabbmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan.. (QS. Ar Rahman 55:26l28)

Maka apakah mereka telah menembus seluruh penjuru langit? Jawabannya, Tidak. Sebab Allah Subhanahu Wa Ta’aala menyatakan “jika kalian mampu menembus penjuru langit dan bumi..” (QS. Ar Rahman 55:33)

Dan apakah diluncurkan bagi mereka kobaran api dan cairan tembaga?? jawabannya juga tidak. Dengan demikian maka tidaklah benar penafsiran mereka tentang ayat tersebut di atas.

Kesimpulan yang di dapat adalah bahwa penemuan penemuan ilmiyah yang telah mereka capai, sesungguhnya hanyalah ilmu ilmu teoritis hasil percobaan. Wallaahu A’laam

Disarikan dari kitabul ‘ilmi, karya Syaikh Muhammad bin shaleh Al Utsaimin Rahimahullaahu Ta’aala.[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.