Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dengannya Allah Ta’aala melembutkan dan membukakan hati yang keras lagi tertutup, mata yang buta, serta telinga yang tuli.
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak.
Tadabbur (memperhatikan) dan mempelajari Al Quran akan melahirkan ilmu yang banyak dan bermanfaat. Dengannya akan dibedakan antara kebenaran dengan kebatilan, iman dengan kekafiran, manfaat dengan madharat, kebahagiaan semu dengan kebahagiaan hakiki, calon penghuni surga dengan penghuni neraka, dan sebagainya.
Oleh karena itulah Allah Ta’aala memerintahkan hamba-hambaNya untuk mentadabburi ayat-ayat-Nya. Dia Azza wa Jalla berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. [Shâd/29]
Namun demikian sudah menjadi sunnatullaah, perkara yang haq akan selalu berhadapan dengan kebahtilan. Al Quran dengan segala keutamaannya tidak serta merta “menarik perhatian” semua manusia -bukan karena tidak sempurnanya Al Quran- bahkan Al Quran adalah satu satunya kitab suci umat manusia yang Allah turunkan kepada RasulNya dan Allah sendiri yang memeliharanya.
Allah Ta’aala menegaskan:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (Al Quran), dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya [Al-Hijr/9]
Sikap sebagian manusia yang tak peduli dan mengabaikan Al Quran ini disinyalir karena jauhnya mereka dari nilai nilai keimanan kepada Allah Ta’aala, yang pada akhirnya mereka menuhankan hawa nafsu mereka sendiri dan menyimpang jauh dari apa yang Allah perintahkan melalui lisan RasulNya, melalui kalamNya yakni Al Quran Al Karim.
Dan tanpa diragukan lagi, ini adalah termasuk perbuatan durhaka kepada Allah Ta’aala yang banyak dilakukan umat manusia, sampai sampai Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wasallam sendiri mengadukannya langsung kepada Allah Ta’aala;
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Dan Rasul (Muhammad) berkata,”Ya Tuhanku,sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Quran ini sesuatu yang diabaikan.”[Al-Furqan/30]
Lantas seperti apa gambaran daripada manusia yang mengabaikan Al Quran? Adakah kita terjerembab di dalamnya?? Ibnu Qayyim Al Jauziyyah menyebutkan beberapa hal yang termasuk pada sikap mengabaikan Al Qur’an, diantaranya;
Pertama, mengabaikan Al Quran dengan tidak mendengarkannya dan tidak mengimani serta memerhatikannya.
Kedua, mengabaikan hukum-hukum yang terkandung dalam Al Quran dengan tidak berhukum dan mengambil keputusan darinya tentang masalah-masalah agama, baik pokok maupun cabang-cabangnya, serta tidak menyakini bahwa Al Quran dapat dipercaya dan menyakini bahwa dalil-dalil di dalamnya adalah lafal biasa yang tidak ilmiah.
Ketiga, tidak mentadabburi Al Quran serta mempelajari dan mencari tahu keinginan Rabb yang berfirman dalam Al Quran.
Keempat, tidak meminta syafa’at serta tidak menjadikan Al Quran sebagai penyembuh untuk semua penyakit hati. Lalu meminta kesembuhan dari penyakit selain Al Quran.
Selain itu terkadang seseorang merasa dadanya sempit dengan Al Quran, mereka meragukan bahwa Allahlah yang menurunkan Al Quran serta meragukan kebenarannya di sisi Allah. Juga, ketidakpercayaan mereka kepada pembawa Al Quran, Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Atau juga keyakinan mereka yang rusak, yang mengatakan bahwa Al Quran merupakan makhluk, dan berpikir bahwa Al Quran bukan merupakan kalam Ilahi.
Terkadang juga kesesatan itu terjadi karena adanya ketidaksempurnaan ilmu yang dimiliki oleh hamba Allah, sehingga mereka merasa memerlukan ilmu lain selain Al Quran. Terkadang, ketidaksempurnaan ilmu itu terwujud dalam kurangnya pengetahuan mereka tentang apa yang dimaksud dari suatu dalil serta maksud dari dikeluarkannya dalil tersebut. Terkadang kesesakan mereka juga terjadi karena keraguan mereka akan maksud yang terkandung di dalam Al Quran.
Wallaahu waliyut taufiq.. Semoga Allah membimbing kita untuk terus berpegang teguh pada kitabNya, menjalani kehidupan suka maupun duka dalam keimanan, terbimbing sebaik baik petunjuk, kalaamullaah Al Quran Al Karim.[]
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.