Dikisahkan bahwa salah seorang ulama berkeinginan dan merindukan untuk menunaikan ibadah haji, namun ia tidak memiliki perbekalan yang mencukupi bagi perbekalan safar menuju Makah ataupun bekal untuk keluarga nya selama ia menunaikan ibdah haji.
Hatim al-ashom ia dikenal namanya, suatu saat anak perempuanya melihat Hatim al-ashom dalam keadaan menangis dan bersedih kala waktu berhaji semakin dekat, dan anak perempuan ini memiliki budi pekerti yang luhur.
Dengan nada pelan anak perempuanya menanyakan perihal keadaan ayahnya , ” wahai ayahanda, apa yang membuatmu bersedih sampai engkau menangis tersedu-sedu?”.
Hatim al-ashom pun menjawab ” waktu ibadah haji semakin dekat wahai putriku, sebab itulah aku bersedih”.
kemudian putri tercinta nya pun kembali bertanya ” lalu apa yang menghalangimu berangkat menunaikan ibadah haji wahai ayah?”.
Hatim al-ashom pun menjawab ” Ayah tidak memiliki perbekalan yang cukup wahai anaku”.
Kemudian sang putri mengatakan kepada ayahnya ” berangkatlah ayah, niscaya Allah akan memberika rizqi dan kecukupan bagimu”, Hatim al-ashom pun bertutur kepada putrinya ” apa yang akan aku tinggalkan untuk kalian? ” sang putri kembali menjawab pertanyaan ayahnya ” Allah yang akan mencukupi kami”.
Hatim Al-ashom pun memerintahkan putrinya agar membicarakan hal ini kepada ibunda nya, dan akhirnya sang istri dan anak – anak ya meyakinkan Hatim Al-ashom untuk berangkat menunaikan ibadah haji, Hatim Al-ashom hanya meninggalkan bekal buat keluarga nya hanya cukup untuk tiga hari, dan hatim pun membawa perbekalan seadanya.
Hatim mengikuti rombongan pedagang yang menuju ke kota mekah, dengan perbekalan seadanya, tiba-tiba dipertengah perjalanan, ketua rombongan tersengat kalajengking dan ia mencari orang yang bisa mengobati luka nya, dan Hatim pun dengan izin Allah bisamengobatinya dan sembuh.
Akhirnya perbekalan pulang pergi Hatim al-ashom dijamin oleh ketua rombongan pedagang tersebut.
Hatim bertutur ” Ya Allah inilah pertolongan mu kepadaku, maka tunjukanlah kepadaku pertolonganmu untuk keluarga ku “.
Disisi lain, perbekalan keluarga yang ditinggal habis, dan mulai mereka dilanda rasa lapar, dan akhirnya putri Hatim yang memberikan saran agar ayahnya berangkat haji mendapat celaan dari para saudara nya.
Namun dengan enteng nya ia tertawa, maka terheran – heranlah seisi rumah, dalam keaadaan dilanda rasa lapar yang hampir membinasakan mereka namun sang putri ini masih sempat tertawa seraya bertanya ” Ayah kita ini yang memberi rizqi atau hanya perantara pemberi rizqi dari Allah?, semua pun menjawab bahwa ayah mereka hanya perantara rizqi dari Allah.
Sang putri pun menambahi ” yang pergi itu hanya perantara sang pemberi rizqi, namun Allah yang maha pemberi rizqi masih bersama kita “, disela sela pembicaraan mereka tetiba ada yang mengetuk pintu dari luar yang hendak meminta air minum.
Diambilkanya lah sewadah air minum dan ternyata yang meminta air minum tersebut adalah khalifah dan khalifah pun merasakan kesegaran yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dikala meminum air tersebut, dan bertanya kepada para pengawalnya “dari manakah kalian mengambil air minum ini? mereka menjawab ” dari rumah hatim “, khalifah pun memerintahkan para pengawalnya untuk memanggil hatim untuk diberikan hadiah untuknya, ” Hatim al-ashom dalam perjalanan ibadah haji” jawab para pengawalnya.
Maka sang khalifah pun melepaskan sabuk nya yang dipenuhi dengan permata untuk dihadiahkan kepada keluarga Hatim dan diikuti oleh para mentri dan pejabat yang lainya, dan akhirnya pun sabuk itu dibeli oleh salah seorang pengusaha dan uang nya diberikan kepada keluarga Hatim yang sedang mengalami kekurangan.
Ditengah kegembiraan seisi rumah, sang putri Hatim malah menangis, bertambah heranlah seisi rumah, dan mereka pun bertanya perihal tersebut, sang putri menjawab ” dia (khalifah) adalah makhluk yang tidak memiliki kemampuan memberikan manfaat maupun menolak manfaat bagi dirinya sendiri, namun ia memandang kita dengan pandangan penuh kasih dan kelamah lembutan, bagaimana dengan Allah sang pencipta yang memiliki segala sesuatu?.
Maka maha benarlah firman Allah
” ومن يتوكل علي الله فهوحسبه ”
Baarangsiapa yang bertawakal kepada Allah ,maka Allah lah yang akan mencukupinya.
disadur ulang dari berbagai sumber.
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.