Bismillaah walhamdulillaah wa shalatu wa salaamu ala Rasulillaah.. amma ba,du.

Oleh karena Al Quran adalah kalamullaah, maka membacanya mempunyai adab adab tersendiri. Adab atau tata cara membaca Al Quran berbeda dengan kita membaca surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya. Seorang muslim yang membaca Al Quran hendaknya memperhatikan adab adab sebagai berikut ;

1- Ikhlaskan niat, seseorang yang membaca Al-Quran hendaknya mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin cari dunia atau cari pujian. . Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)

 

2- Disunnahkan membaca Al-Quran dalam keadaan mulut yang bersih dengan bersiwak atau yang semisalnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا تَسَوَّكَ ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي قَامَ الْمَلَكُ خَلْفَهُ ، فَتَسَمَّعَ لِقِرَاءَتِهِ فَيَدْنُو مِنْهُ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا حَتَّى يَضَعَ فَاهُ عَلَى فِيهِ فَمَا يَخْرُجُ مِنْ فِيهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ ، إِلاَّ صَارَ فِي جَوْفِ الْمَلَكِ ، فَطَهِّرُوا أَفْوَاهَكُمْ لِلْقُرْآنِ

Sesungguhnya jika seorang hamba bersiwak, kemudian melakukan shalat, maka ada seorang malaikat yang berdiri di belakangnya untuk mendengarkan bacaannya. Malaikat itu akan mendekat kepadanya hingga meletakkan mulutnya pada mulut orang tersebut. Dan tidaklah keluar dari mulut orang tersebut berupa bacaan al-Quran kecuali akan masuk ke dalam perut malaikat, maka bersihkanlah mulut kalian bila hendak membaca al-Quran.” (HR. Al-Bazzar, hasan).

 

3- Disunnahkan membaca Al-Quran dalam keadaan suci. Akan tetapi jika membacanya dalam keadaan berhadats, dibolehkan berdasarkan kesepatakan para ulama.

Ini berkenaan perihal membaca, namun untuk menyentuhnya disyaratkan untuk bersuci. Keterangannya adalah:

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Quran melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

 

4- Membaca Al-Quran ditempat yang bersih. Dan masjid adalah sebaik baik tempat, selain karena masjid adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, kita juga dapat meraih keutamaan i’tikaf.

Berkata Imam Nawawi rahimahullah, “Hendaklah setiap orang yang duduk di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena amal seperti itu sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).

 

5- Menghadap kiblat ketika membaca Al-Quran dan duduk tenang berdasar sebuah hadits:

خير المجالس ما استقبل به القبلة

 “Duduk yang paling bagus adalah yang menghadap ke arah kiblat.” (HR. Thabari dalam Tahdzib al-Atsar 776)

 

6- Disunnahkan memulai membaca Al-Quran dengan membaca ta’awudz, berdasar perintah Allah Taala:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

 

7- Membaca basmalah di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).

Catatan: Memulai dipertengahan/melanjutkan surat cukup dengan ta’awudz tanpa basmalah

 

8- Hendaknya membaca Al-Quran dengan khusyu’ dan merenungkan setiap ayat yang dibaca.

9- Membaguskan suara dengan tidak melewati batas, berdasarkan hadits:

زيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ

Perindahlah (bacaan) Al-Quran dengan suara kalian. (HR. Ahmad, Ibnu Majah Nasa`i dan Hakim menshahihkannya]

Tetapi jangan sampai seseorang mengeraskan bacaannya di dalam mesjid sementara orang lain dalam keadaan shalat, atau timbul perasaan ingin dipuji orang lain. Hal yang demikian itu telang dilarang.

10- Hendaknya membaca Al-Quran dengan tartil.

وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا

Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzammil : 4)

Ali bin Abi Thalib menjelaskan ma`na tartil dalam ayat tersebut diatas adalah:
”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hal. 13)

Demikian agar setiap muslim memperhatikannya, oleh karena membaca Al Quran adalah termasuk ibadah yang agung. Semoga Allah memberikan kepada kita taufiq serta hidayahnya agar kita dapat senantiasa membaca Al Quran dan mengambil pelajaran darinya. Aamiin

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.