Semasa hidup, Nabi ﷺ dikelilingi oleh orang-orang istimewa. Orang-orang yang tidak hanya shaleh secara spiritual, mereka juga unggul secara individual. Di antara mereka ada yang menjadi symbol pemberani, bijaksana, tegas, dermawan, cerdas, sabar dan sifat sifat mulia lainnya. Salah satu dari pribadi istimewa itu adalah Qays bin Saad bin Ubadah radhiallahu ‘anhuma.
Siapakah Qays?
Qays adalah pembantu Nabi ﷺ , sahabat sekaligus panglima pasukannya. Berasal dari kabilah Khazraj, putra dari tokoh Khazraj dan Anshar, jiwa kepemimpinan yang seolah terwarisi. Ayahnya adalah seorang sahabat yang mulia, Saad bin Ubadah bin Dulaim radhiallahu ‘anhu. Kakeknya adalah Ubadah bin Dulaim bin Haritsah as-Sa’idi al-Khazraji. Ibunya adalah Ummu Fukaihah binti Ubaid bin Dulaim al-Khazrajiyah.
Qays berasal dari keluarga terpandang di tengah bangsa Arab, yang terkenal dengan kedermawanannya. Adapun kun-yahnya adalah Abul Fadhl. Ada juga yang mengatakan Abu Abdullah. Atau Abu Abdul Malik.
Amr bin Dinar mensifati fisik Qays, “Ia adalah seorang yang berbadan besar, berkepala kecil dan tidak berjenggot. Jika ia menunggangi keledai, kakinya akan terseret-seret menyentuh tanah. Pernah suatu hari ia datang ke Mekah, lalu ada sesorang bergurau, “Ayo siapa yang ingin membeli daging onta?” menggambarkan besarnya badan Qays.
Kedudukannya
Tatkala ayah Qays, Saad bin Ubadah radhiallahu ‘anhu, memeluk Islam, ia memegang tangan putranya dan membawanya ke hadapan Rasulullah ﷺ. “Ini adalah pembantumu wahai Rasulullah.”, kata Saad. Rasulullah ﷺ pun memandangi Qays dan melihat aura keshalehan pada dirinya. Kemudian beliau ﷺ mendekatkan Qays di sisinya. Qays pun menempati kedudukan mulia sebagai orang yang dekat dengan Nabi ﷺ.
Diriwayatkan oleh at-Turmudzi, Abu Nu’aim al-Ashbahani, dan selain keduanya banyak hadits yang menjelaskan tentang khidmat Qays bin Saad radhiallahu ‘anhuma di rumah kenabian. Seperti hadits:
عَنْ قَيْسِ بْنِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ: أَنَّ أَبَاهُ دَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَخْدِمَهُ، قال: فَأَتَى علىَّ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم، وقَدْ صَلَّيْتُ، قال: فَضَرَبَنِي بِرِجْلِهِ، وَقَال: “أَلا أَدُلُّكَ عَلَى بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ؟”، قُلْتُ: بَلَى، قال: “لا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ
Dari Qays bin Saad bin Ubadah, ayahnya menyerakan Qays kepada Nabi ﷺ untuk menjadi pembantu beliau. Qays berkata, “Nabi ﷺ datang menemuiku, saat itu aku baru selesai dari shalat. Beliau menyentuhku dengan kakinya. kemudian bersabda, ‘Maukah aku tunjukkan engkau dengan pintu di antara pintu-pintu surga?’ ‘Tentu’, jawabku. Beliau bersabda, ‘(ucapkanlah dzikir) laa haula walaa quwwata illaa billaah’.” (HR. at-Turmudzi dan al-Albani berkomentar ‘Hadits ini shahih’).
Dari Maimun bin Abi Syabib, dari Qays bin Saad radhiallahu ‘anhuma, ia berkata,
“دَفَعَنِي أَبِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْدُمُهُ”
“Ayahku menyerahkanku kepada Nabi ﷺ agar aku membantu beliau.”
وَعَنْ مَرْيَمَ بْنِ أَسْعَدَ، قَالَ: “كُنْتُ مَعَ قَيْسِ بْنِ سَعْدٍ، وَقَدْ خَدَمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ، تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ
Dari Maryam bin As’ad, ia berkata, “Aku pernah bersama Qays bin Saad. Ia berkhidmat (menjadi pembantu) Nabi ﷺ selama 10 tahun. Ia menyiapkan wudhu dan mengusapkan sepatu beliau.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwasanya Qays bin Saad bin Ubadah bagi Nabi ﷺ kedudukannya bagaikan pemilik syarat di sisi pemimpin. Karena dia diserahkan beberapa urusan. Ketika kota Mekah berhasil dibebaskan pada tahun 8 H, Saad berkata kepada Nabi ﷺ agar Qays digeser dari posisi yang beliau berikan. Sang ayah khawatir anaknya mengutamakan sesuatu, lalu Nabi pun menepikannya.
Abu Umar al-Waqidi mengatakan, “Qays bin Saad bin Ubadah merupakan salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang paling dermawan dan paling pemberani. Ia merupakan singanya bangsa Arab. Seorang cendekiawan yang pandai dalam strategi perang. Tak terbantahkan lagi, ia adalah pemuka kaumnya. Dia, ayahnya, dan kakeknya adalah tokoh kaumnya. Dia, ayahnya, dan saudara laki-lakinya, Said bin Saad bin Ubadah adalah sahabat Nabi ﷺ.”
Kedermawanan Putra Kabilah Khazraj
Qays bin Saad memiliki karakter mulia yang banyak. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Namun yang begitu menonjol adalah sifat dermawan dan cerdas. Kedermawanan Qays layaknya warisan keluarga. Sejak dulu, orang-orang Arab telah mengenal kakek dan ayahnya sebagai dermawannya bangsa Arab. Mereka melayani tamu di siang hari. Dan menghidupkan api (memasak) mengundang orang asing untuk makan di malam hari.
Orang-orang mengatakan, “Siapa yang ingin lemak atau daging (siapa yang ingin gemuk), datanglah ke tempat makan Dulaim bin Haritsah. Kemudian pembantu Ubadah juga mengundang orang untuk yang demikian. Setelah Ubadah wafat, pembantunya Saad juga mengundang untuk itu”.
Nafi’ mengatakan, “Kemudian aku melihat Qays bin Sad bin Ubadah (bin Dulaim), dia adalah orang yang paling dermawan”.
Dikenal sebagai dermawan artinya telah berulang kali melakukan perbuatan derma. Saking seringnya perbuatan derma itu dilakukan hingga ia melekat kepada pelakunya dan disebut sebagai dermawan. Lalu bayangkan! Kedermawanan keluarga Qays telah dikenal sejak buyutnya. Orang-orang Arab dikenal dengan mudah memberi. Ketika orang-orang Arab menyifati seseorang dengan dermawan artinya orang tersebut sangat sering memberi. Apalagi ia disifati yang paling dermawannya dari bangsa Arab. Alangkah luar biasanya keluarga Qays dalam memberi.
Abdul Malik bin Said bin Saad bin Ubadah mengabarkan bahwa dulu Dulaim mempersembahkan 10 onta untuk Manat setiap tahun. Kemudian diteruskan oleh Ubadah. Kemudian Saad melanjutkannya. Ketika Qays bin Saad memeluk Islam, ia mengatakan, “Sungguh akan kupersembahkan untuk Ka’bah.” Maksudnya agar dinikmati bagi peziarah Ka’bah.
Abu Bakar, orang yang pernah mendermakan semua harta, dan Umar pernah menyumbangkan setengah yang ia miliki. Keduanyapun masih takjub dengan kedermawanan anak muda yang bernama Qays bin Saad radhiallahu ‘anhuma ini.
Urwah bin Zubair rahimahullah berkata, “Qays bin Saad menawarkan harta pemberian Muawiyah yang berjumlah 9000. Ia memerintahkan seseorang untuk mengumumkan kepada penduduk Madinah, ‘Siapa yang ingin berutang, silahkan datang ke rumah Saad’. Ada yang berutang 4000, 5000, dan 1000 nya ia hadiahkan. Setelah itu ia mencatat orang-orang yang berhutang itu di sebuah buku catatan.
Suatu saat ia jatuh sakit sehingga membuat simpanan bekalnya menipis, Qays berkata kepada istrinya Quraibah binti Abi Quhafah, saudara perempuan Abu Bakar ash-Shiddiq, “Quraibah, tidakkah kau lihat perbekalanku semakin sedikit?”
“Hartamu ada pada orang-orang yang berutang”, jawab Quraibah. Lalu Qays mengutus seseorang menemui setiap pengutang dengan membawa catatan. Ia memerintahkan orang itu berseru, “Siapa yang memiliki utang pada Qasy bin Saad, maka harta itu untuk dia”. Yakni telah diberikan kepada mereka dan tak usah membayar. Allaahu Akbar… Radhiallaahu anhum.
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.