Islam telah mengatur seluruh kehidupan manusia. Bahkan tata cara buang air pun, islam telah mengajarkannya. Dari bangun pagi hingga tidur malam kembali, islampun telah mengajarkannya. Maka tidak diragukan lagi islam adalah agama sempurna yang telah Allah sempurnakan melalui firmanNya dan lisan RasulNya maupun perbuatan beliau.

Allah ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Dan pada hari ini, telah aku sempurnakan bagimu agamamu. Dan telah aku sempurnakan pula bagimu nikmat-nikmatKu. Dan telah aku ridhai islam sebagai agama untukmu” (QS. Al-Maidah: 3)

Maka orang yang membuang kaca mata syariat islam, agamanya dan kehidupannya tidaklah sempurna. Dan itu banyak kita lihat dalam kehidupan nyata. Perlu diketahui, seluruh manusia butuh kepada kaca mata syari’at islam. Jangan heran ketika engkau melihat seseorang rabun dalam kehidupannya karena telah membuang kaca mata syariat islam.

Contoh nyata dari hal ini:

1) Sebuah keluarga bertengkar ketika pembagian harta warisan. Yang satu ribut dengan yang lainnya. Mereka rabun dan tidak bisa melihat hak-hak saudara lainnya. Padahal islam telah mengatur pembagian harta warisan dalam ilmu mawarits atau faraidh. Diantaranya yang tertera pada surat An-Nisa: 11-12 dan ayat lainnya.

Kalau mereka menggunakan kaca mata syariat islam, tentu mereka tidak akan bertengkar karena mereka dapat melihat dengan terang benderang ilmu warisan yang telah diajarkan oleh agama islam.

2) Mencelupkan lalat yang hinggap ke dalam gelas. Dari dulu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan ummatnya untuk mencelupkan lalat yang telah hinggap dan masuk ke dalam kita. Beliau bersabda:

إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ، فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً

“Jika ada seekor lalat yang jatuh ke dalam minuman seseorang dari kalian, maka hendaklah dia mencelupkan lalat tersebut kemudian dia membuangnya. Sesungguhnya pada sebuah sayap lalat tersebut terdapat penyakit dan pada sayap lainnya trdapat penawarnya” (HR. Bukhari)

Orang yang membuang kaca mata syariat islam, akan rabun dalam masalah ini dan tidak akan percaya dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahkan mungkin ada seseorang yang menginakan perintah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut.

Ternyata, ilmu kedokteran pun membenarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam diatas.

“Telah ditemukan sebuah penemuan baru dalam bidang kedokteran di dalam hadits ini dan majalah at-Tauhid di Mesir edisi 5 tahun 1397 H/1977M telah mempublikasikan hasil penelitian Dr.Amin Ridha (dosen bedah tulang di universitas Iskandariyah), yang menjelaskan bahwa dalam satu waktu yang bersamaan lalat membawa kuman-kuman yang menyebabkan penyakit, dan juga membawa bakteri “Faaj” yang melawan kuman-kuman tersebut. Bakteri “Faaj” adalah bakteri pemangsa atau penerkam kuman-kuman”.

Orang yang benci terhadap syariat islam mungkin akan selalu buta dalam hal ini dan tidak akan pernah mengetahuinya.

Kedua contoh yang dipaparkan diatas hanyalah contoh sederhana saja akan betapa pentingnya syari’at islam untuk kita. Lebih dari itu, sangat banyak contoh-contoh dalam keseharian kita mengapa kita membutuhkan syari’at islam.

Maka tak dipungkiri lagi bahwasanya islam telah mengajarkan kepada kita segala sesuatu mengenai kehidupan bahkan sampai buang airpun diajarkan adab-adabnya. Dan hal itu yang membuat takjub orang-orang musyrik akan betapa sempurnanya agama islam.

Seorang musyrik berkata kepada Salman radhiyallahu anhu:

قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ؟ قَالَ: فَقَالَ: ” أَجَلْ، لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِالْيَمِينِ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ، أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِيَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ

“Benarkah nabi kalian mengajarkan segala sesuatu sampai buang air juga diajarkan? Salman berkata: Ya, tentu. Beliau telah melarang kami untuk menghadap ke kiblat ketika buang air besar ataupun buang air kecil. Dan melarang kami untuk beristinja (baca: cebok) dengan tangan kanan dan melarang kami beristinja dengan batu yang lebih sedikit dari 3 batu. Dan melarang kami dari berisnja’ dengan kotoran atau tulang”  (HR. Muslim)

Semoga pemaparan ini bermanfaat, dan semoga kita selalu berpegang teguh kepada ajara islam yang telah sempurna dan sunnah-sunnah nabi Muhammad yang mulia. Aamiin..

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.