Alhamdulillah segala puji milik Allah Ta’ala. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya..Amma Ba’du.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam sebuah hadis riwayat Imam Al Bukhari di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُم

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada Allah dan Allah akan mengampuni mereka.” (HR. Bukhari)

Ini adalah tabiat kita sebagai manusia. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan kepada bagaimana kita berakhlak, bagaimana kita itu beradab tatkala kita berinteraksi dengan dosa dan maksiat, di antaranya:

  1. Segera bertobat kepada Allah

Tatkala syahwat sudah menguasai akal sehat seseorang, dan Iblis berhasil merayunya, dia tumbang, terpuruk dalam kubangan dosa dan maksiat. Maka hendaknya dia menyegerakan hati, lisan dan fisiknya untuk kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sikap demikian menunjukkan bahwa masih ada iman di dalam dadanya. Berbeda dengan orang yang tenggelam dalam kemaksiatan, hatinya sudah tertutup noda-noda maksiat. Maka sulit sekali untuk segera kembali kepada Allah pada saat dia terjerumus dalam dosa dan maksiat.

Dalam sebuah ayat disebutkan, bahwa ternyata di antara ciri orang bertakwa itu bukan mereka orang-orang yang suci dari dosa, tetapi orang yang kembali secepatnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, setelah terjerumus ke dalam perbuatan dosa:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali-Imran: 135)

Ketahuilah, bahwa bersegera untuk bertobat kepada Allah dari satu dosa adalah suatu kewajiban. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah:

المبادرة إلى التوبة من الذنب فرض على الفور، ولا يجوز تأخيرها، فمتى أخرها عصى بالتأخير، فإذا تاب من الذنب بقي عليه توبة أخرى، وهي توبته من تأخير التوبة، وقل أن تخطر هذه ببال التائب

“Bersegera untuk bertobat kepada Allah dari satu dosa adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan sesegera mungkin. Tobat tidak boleh ditunda. Siapa pun yang menunda-nunda tobat, sesungguhnya dia telah bermaksiat kepada Allah. Andai orang yang bertobat itu bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala, maka masih tersisa satu tobat lagi. Yaitu tobat dari menunda-nunda tobatnya kepada Allah. Masalah ini sangat jarang sekali berbetik di dalam hati mereka orang-orang yang bertobat kepada Allah.”

  1. Tidak memandang remeh suatu dosa

Mengapa kita tidak boleh memandang remeh suatu dosa dan maksiat? Karena kita tidak tahu dosa mana yang dapat menghantarkan kita kepada azab, baik di kubur maupun di akhirat. Ada kasus, seseorang mendapatkan azab karena satu dosa yang dianggap remeh. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menyampaikan:

دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلاَ هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ هِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلاً

“Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi, sehingga mati kelaparan.” (Muttafaq ‘Alaih)

Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa bisa dipastikan wanita tersebut adalah seorang muslimah, bukan kafir. Andai wanita tersebut adalah seorang kafir maka sungguh kekufurannya sangat cukup untuk menjadikan sebab dia diazab.

Ada juga dalam hadits yang disebutkan Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas Radiallahu anhuma tentang dua orang yang diazab di dalam kuburnya. Yang salah satunya sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa orang tersebut tidak hati-hati dengan air kencingnya. Ada lagi, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah mengabarkan tentang seorang mujahid, orang yang berjihad bersama Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam.

Ia berada di neraka dengan selendang dan pakaiannya yang dicuri dari harta ghanimah; harta rampasan perang yang belum dibagi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ini merupakan dosa khianat dan korupsi. Mungkin ada sebagian orang yang korupsi besar-besaran, tapi karena dianggap ini adalah dosa yang besar dia kembali kepada Allah. Dia bertobat dengan tobat nasuha. Tetapi ada sebagian orang yang korupsi mungkin dianggap sepele, tetapi itulah yang menghantarkan dirinya kepada azab yang pedih. Oleh karena itu seorang ulama bernama Saad bin Hilal mengatakan:

لا تنظر إلى صغر الخطيئة ولكن انظر إلى عظم من عصيت

“Janganlah kalian melihat kecilnya akan suatu maksiat, tetapi lihatlah keagungan Dzat yang engkau maksiati.”

Oleh karena itu maka, prinsip seorang muslim adalah senantiasa khawatir akan dosa-dosa yang dilakukan. Ibnu Mas’ud radhiallahu Anhu mengatakan:

إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه قاعد تحت جبل يخاف أن يقع علي وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب مر على أنفه فقال به هكذا فذبه عنه

“Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya) untuk mengusir lalat tersebut.”

  1. Tidak mengumbar maksiat

Jangan mengumbar dan mengobral dosa. Orang yang menampakan dosa dan orang yang menyembunyikan dosa itu berbeda. Disebutkan dalam Hadits, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda dalam hadits Imam Bukhari:

كُلُّ أَمَّتِي مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْه

“Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang melakukan dosa terang-terangan, dan sungguh termasuk kegilaan, jika seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian ia masuk waktu pagi dalam keadaan Allah menutupi dosanya, lalu ia sendiri mengatakan: Wahai fulan tadi malam aku berbuat dosa ini dan itu. Padahal ia tidur malam dalam keadaan Rabbnya menutupi aibnya, dan ia masuk waktu pagi seraya menyingkap tutupan Allah darinya.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Seseorang tidak boleh mengatakan perihal dosanya kepada orang lain, kecuali dengan tujuan yang dibenarkan. Untuk konsultasi atau minta pendapat bagaimana cara bertobat dari dosa tersebut. Tetapi tanpa alasan tersebut, maka tidak boleh. Apalagi ada sebagian orang yang menceritakan dosa yang pernah ia lakukan itu dengan rasa bangga.

Orang yang menutup dosa, apa lagi segera bertobat kepada Allah, kemudian mengiringinya dengan perbuatan baik, maka tindakannya ini merupakan sebab ampunan daripada perbuatan dosa yang dilakukan.

Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita taufiq dan hidayahNya, agar kita dijauhkan dari segala macam perbuatan dosa, serta menetapkan bagi kita akhir hidup yang baik..Aamiin[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.