Pada tahun 9 H disaat kondisi musim panas yang menyengat dimana orang-orang sedang dalam kesulitan, paceklik dan kekurangan hewan-hewan tunggangan dan juga musim buah-buahan telah mendekati musim panen sehingga membuat orang-orang lebih suka tinggal di perkebunan dan di bawah pepohonan kebun mereka. Disaat yang sama Heraclius raja romawi telah menyiapkan balatentara yang amat besar berkekuatan 40.000 pasukan ahli perang dengan ditambah dengan beberapa kabilah Arab yang mereka rekrut untuk merengsek menggempur kota Madinah.

Mendengar berita tersebut Rasulullah Shallahu’alaihi wassallam langsung menyeru kepada para sahabatnya untuk memerangi bangsa Romawi terlebih dahulu sebelum mereka sampai masuk menginjakan kaki meraka di tanah Arab, kemudian kaum muslimin langsung berlomba-lomba mematuhinya, untuk itu mereka langsung mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat cepat, kabilah-kabilah dan marga pedalaman arab pun mulai turun dari segala arah menuju Madinah. Tidak satupun dari kaum muslimin yang sudi mangkir dalam perang ini kecuali orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit, sampai-sampai orang fakir dan miskin meminta kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wassallam untuk membekali mereka agar bisa ikut serta memerangi Romawi. Lalu Rasulullah Shalallahu’alaihi wassallam berkata kepada mereka yang Allah Subhanahu wa Ta’ala abadikan dalam firmannya :

لَآأَجِدُ مآ أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيْضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَايُنْفِقُوْنَ

Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu”, lalu mereka kembali sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.” (At-Taubah : 92)

Kaum muslimin berlomba-lomba menginfakan harta bendanya dan bersedekah, Abu Bakara Rodiyallahu ‘anhu datang pertama kali menghadap Rasulullah Shalallahu’alaihi wassallam dengan membawa seluruh hartanya yang berjumlah 4000 dirham, ia tidak menyisakan untuk keluarganya kecuali Allah dan RasulNya. Kemudian disusul dengan sahabat Umar bin Khottob Rodiyallahu ‘anhu dengan membawa setengah dari hartanya, lalu Abdurrahman bin Auf Rodiyallahu ‘anhu dengan membawa 200 uqiyyah perak, dan disusul oleh sahabat yang lainnya seperti Al-Abbas, Thalhah, Sa’ad bin Ubaidah, Muhammad bin Maslamah, Ashim bin Adi dengan membawa 90 wasaq, dan orang-orangpun silih berganti berdatangan membawa hartanya, ada yang banyak dan ada juga yang sedikit bahkan diantara mereka yang datang hanya dengan satu mud dan dua mud gandum saja karna tidak memiliki selainnya. Kemudian tidak mau ketinggalan pula para wanita untuk mengirim apa yang mereka mampu mereka sumbangkan berupa kasturi, kalung, anting-anting dan cincin.

Sementara disamping itu sahabat Utsman bin Affan telah mempersiapkan rombongan dagang ke kawasan Syam sebanyak 200 ekor unta berserta perlengkapan dan barang bawaannya 200 uqiyyah emas namu mendengar seruan Rasulullah tersebut Utsman langsung menyedekahkannya, kemudian menyedekahkan lagi sebanyak 100 ekor unta berserta barang bawaannya ditambah dengan 1000 dinar yang beliau bawa ke hadapan Rasulullah Shalallahu’alaihi wassallam, lalu Rasulullah Shalallahu’alaihi wassallam membolak-balikannya seraya bersabda dua kali,

مَا ضَرَّ عُثْمَانَ مَا عَمِلَ بَعْدَ الْيَوْمِ

“Tidak ada yang membahayakan Utsman apa saja yang ia perbuat setelah hari ini.” (Jami’at at-Tirmidzi, Manaqib Utsman bin Affan, 2/211)

Kemudian ia terus menerus bersedekah dan bersedekah hingga harta yang ia sedekahkannya mencapai jumlah 900 ekor unta dan 100 ekor kuda, belum termasuk uangnya.

Begitulah para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam begitu sangat paham hakikat kehidupan dunia ini, yang mana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam umpamakan dunia ini dengan seekor bangkai anak kambing yang cacat, sehingga harta dan perhiasan dunia mereka tidak masukan ke dalam hati-hati mereka sehingga ketika datang seruan untuk bersedekah mereka langsung berlomba-lomba untuk menyedekahkan hartanya yang mereka punyai demi kejayaan islam. Dan begitu seringnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada mereka tentang keutamaan bersedekah sehingga para sahabat benar-benar paham betul tentang dahsyatnya pahala sedekah sampai-sampai mereka tak menghiraukan keadaan diri mereka sendiri.

Kita tengok Abu Bakar As-Shidiq, mungkinkah di zaman sekarang ini kita jumpai lagi orang seperti beliau yang paham betul makna ayat,

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

Kamu tiak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai.” (Q.S Ali ‘Imron : 92)

Sehingga beliau dengan hampang tangan menyerahkan apa yang beliau cintai yaitu seluruh harta yang ia miliki untuk perjuangan islam dan menyisakan untuk keluarganya hanya Allah dan RasulNya, dan juga beliau paham akan musuh bubuyutannya yang selalu membisikan keburukan untuk menghalangi orang-orang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, 

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepada kamudan menyuruh kamu berbuat keji (kikir) sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karuniaNya kepadamu,” (Q.S Al-Baqoroh : 268)

Betapa bahagiannya orang yang Allah bukakan pintu hatinya untuk menerima Al-Qur’an, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan setiap kebaikan untuk dirinya, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari sifat kikir yang telah membinasakan umat-umat sebelum kita, yang mana kekikiran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam terangkan dalam sabdanya,

وَاتَّقُوا الشُّحَ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، وَحَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُوا مَحَارِمَهُمْ

“perihalalah diri kalian dari sifat kikir, karna sifat kikir telah membinasakan umat-umat sebelummu, membawa mereka kepada pertumpahan darah dan menghalalkan apa yang Allah haramkan.” (HR Muslim, 1829)

Wallahu ‘alam.

 

(rosyid/Sendia/rumahhufazh.or.id)

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.