Segala puji milik Allah Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabiyyina Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Fenomena yang terjadi di tengah kaum muslimin saat ini sekaligus menjadi bahan koreksi dan evaluasi untuk kita semua sebagai kaum muslimin, adalah bagaimana kita melihat banyak di antara kaum muslimin yang beramal, melakukan ibadah dan ketaatan hanya pada waktu tertentu saja. Hanya pada moment-moment tertentu saja. Tetapi di lain waktu ketika moment itu berubah, maka hilang pulalah ketaatan dan semangat untuk melakukan ibadah.

Ada beberapa sebab, mengapa seorang muslim bisa semangat, namun kemudian loyo. Di antaranya adalah faktor lingkungan dan suasana. Seorang yang masih lemah iman, ketika hidup di lingkungan orang-orang saleh, yang memakmurkan masjid dengan shalat-shalat lima waktu, insya Allah ia bisa terbawa oleh lingkungan yang baik itu. Lalu ia menjadi muslim yang rajin dan giat beribadah.

Lain lagi dengan Ramadhan, misalnya, suasana bulan suci bagi umat Islam ini menjadi magnet yang dapat mendongkrak semangat umat Islam. Sehingga kita lihat, masjid-masjid sangat makmur pada bulan ini. Namun itu akan mengalami penurunan ketika Ramadhan berlalu.

Tentu ini merupakan sebuah kemunduran bagi seorang muslim, dan kebiasaan yang tidak patut dilestarikan. Hasan Al-Bashri rahimahullah, tatkala beliau melihat fenomena seperti ini di kalangan kaum muslimin, mengungkap keprihatinannya dengan mengatakan:

ليس المؤمن من يعمل يوما أو يومين

“Orang beriman itu bukan orang yang hanya beramal sehari atau dua hari saja”.

Kemudian beliau melanjutkan perkataannya dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan beribadahlah engkau sampai datang kepada kamu Al Yaqin”. (QS.Hijr : 99)

Para ulama menyebutkan bahwa maksud dari Al-Yaqin sini adalah kematian. Maknanya, beribadahlah kamu sampai ajal menjemputmu. Itulah yang disebut dengan Istiqamah, yaitu melazimi ketaatan dan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Istiqamah merupakan harta yang paling berharga yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada umatnya. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim diceritakan bahwa seorang shahabat menanyakannya.

عَنْ عَمْرٍو وَقِيْلَ أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِاللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهَ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِيْ اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

Abu ‘Amr, dan ada yang mengatakan dari Abu ‘Amrah Sufyân bin ‘Abdillâh ats-Tsaqafi Radhiyallahu anhu, berkata, “Aku berkata, ‘Ya Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada orang selain engkau.’ Beliau menjawab, ‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah Azza wa Jalla,’ kemudian istiqaâmahlah.’” (HR. Muslim).

Banyak pula hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan tentang pentingnya istiqamah dalam kehidupan kita sebagai seorang mukmin.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha suatu kali beliau bertanya kepada rasul tentang perkara yang paling dicintai oleh Allah. Maka Rasulullah menjawab:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis tersebut menunjukkan kepada kita semua bahwa betapa pentingnya sifat istiqamah. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan:

أعظم الكرامة لزوم الاستقامة

“Karamah yang paling besar ialah selalu dalam keistiqamahan.” ( Lihat Madariju As-Salikin II/105).

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim agar ia mencapai derajat Istiqamah dan juga melazimi ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Diantaranya adalah sebagai berikut,

1.Memperbarui Keimanan

Memperbarui keimanan sangat dibutuhkan karena karakter keimanan itu naik dan turun.

الإيمان يزيد وينقص. يريد بالطاعة وينقص بالمعصية

“Sesungguhnya iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.”

Dengan senantiasa memperbarui keimanan seseorang akan mampu untuk mencapai derajat Istiqamah. Cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketaatan kita adalah dengan menghadiri majelis-majelis ilmu. Karena dengan hal tersebut kita dapat menemukan pelajaran yang dapat memperbarui keimanan kita. Oleh sebab itu marilah untuk menghadiri majelis ilmu. Carilah berbagai ilmu syariat-syariat Allah.

2. Bersahabat dengan orang saleh

Sebagaimana tidak asing di telinga kita sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi.

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).

Oleh karena itu bertemanlah dengan orang yang dapat mendukung keimanan kita. Carilah teman-teman yang dapat mempermudah kita menuju jalan istiqamah. Teman yang dapat mengingatkan kita untuk tetap taat kepada Allah dan ketika kita melakukan kesalahan.

3. Senantiasa membaca kisah-kisah orang saleh

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menghadirkan kepada kita sosok-sosok yang patut kita ikuti, agar kita dapat menjadi pribadi yang baik dan istiqamah. Bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghadirkan sosok para nabi dan juga menghadirkan sosok para sahabat yang merupakan generasi yang diridhai oleh Allah.

4. Memperbanyak doa

Salah satu doa yang dianjurkan untuk dapat istiqamah dalam beragama Islam ini adalah:

يَا مُقَلّبَ القُلُوْب ثَبّتْ قَلْبِي عَلَي دِينِكَ

“Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan anjuran untuk berdoa agar kita teguh pendirian dalam menjalankan agama ini:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. (QS. Al-Imran : 8)

Akhirnya kita memohon kepada Allah semoga selalu diberi kemudahan untuk menjaga kelangsungan setiap amal saleh dan tugas-tugas sebagai hambaNya.[]

 

rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

 

 

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.