Sedang ramai diberita atas temuan 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta yang terpapar paham radikalisme, hasil temuan tersebut ialah buah riset / studi dari organisai Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat atau di singkat P3M.
Siapakah penggagas dan tujuan serta kegiatan perhimpunan ini dibentuk?
Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang nirlaba dan non pemerintah.
Didirikan pada tanggal 18 Mei 1983 oleh para kyai pengasuh pesantren terkemuka di Indonesia dan beberapa aktivis LSM tahun 1980-an, sebagai wadah aktualisasi tanggung jawab para ulama atau kyai terhadap kehidupan masyarakat dan bangsanya.
Dari unsur pesantren di antaranya adalah KH.Sahal Mahfudz (Kajen). KH. M. Ilyas Ruhiyat (Cipasung), KH. Wahid Zaini (Paiton), KH. Yusuf Hasyim (Tebuireng) dan KH. Hamam Dja’far (Pabelan), sementara dari unsur LSM tahun 80-an adalah KH.Abdurrahman Wahid, Dawam Rahardjo dan Sucipto Wirosarjono.
Sejarah berdirinya P3M dimulai sejak ada program pengembangan masyarakat oleh pesantren yang dilakukan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendahuluinya. LSM-LSM tersebut seperti LP3ES, Bina Desa, Bina Swadaya, kemudian juga LSP (Lembaga Studi Pegembangan). Lembaga-lembaga LSM awal tahun 70-an itu memang banyak menggunakan Pesantren sebagai pintu masuk dalam program pengembangan masyarakat ini. Lama-kelamaan kyai-kyai yang ikut program dalam pengembangan masyarakat melalui pesantren ini melihat bahwa perlu atau alangkah lebih baiknya kalau ada sebuah LSM tersendiri yang dimotori oleh kyai-kyai pengasuh pesantren untuk menfasilitasi program community development (CD) melaui pesantren ini. Jadi bukan melalui lembaga-lembaga LSM yang sebenarnya tidak berbasis pesantren. Dengan lembaga seperti ini, P3M berdiri dari kesepakatan para kyai-kyai terkemuka di Jawa dan beberapa di luar Jawa.
Menurut Masdar F. Mas’udi, berdirinya P3M dilatari oleh besarnya potensi pesantren sebagai center of excellent masyarakat bawah sekaligus sebagai pusat perubahan yang berbasis kepada kesadaran masyarakat serta sumberdaya kulturalnya. Selain itu, kelahiran lembaga ini juga dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan informasi antara dunia luar (baca: masyarakat) dengan kalangan pesantren. Karena penggambaran dan pandangan orang luar terhadap pesantren terkadang kurang pas dan tidak membumi menurut pandangan orang pesantren itu sendiri, maka agar adanya keutuhan informasi mengenai dunia pesantren itulah diperlukan sebuah wadah bernama P3M
Perhatian utama kegiatan menyangkut isu-isu tentang Islam, pluralisme dan demokrasi. Selain isu-isu ini P3M juga menggarap isu-isu yang berkaitan kepesantrenan dan kebijakan publik. Sementara program-program yang telah dilakukan P3M dapat dilihat dalam laporan kegiatan tahun 1997-1999 program-program tersebut adalah:
Program Fikih Siyasah
Fikih Siyasah (fikih politik) merupakan pemikiran keagamaan menyangkut tata kehidupan bersama yang di dalamnya didiskusikan dan diperdebatkan antara khazanah Islam yang hidup di pesantren dan perkembangan organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik yang berkembang di masyarakat. Sasarannya adalah para kayi dan nyai pemuka pesantren yang diharapkan dapat menjadi tempat penyalur aspirasi rakyat. Program yang dilakukan terdiri atas enam kegiatan yaitu :
a. Halaqah Sosialisasi
Halaqah ini adalah berupa diskusi intensif sebagai sarana penyebaran gagasan dan pendalaman dengan tujuan untuk memperkenalkan dasar pikiran dan tujuan kegiatan fikih siyasah kepada pemimpin pesantren.
b. Pelatihan Fikih Siyasah
Pelatihan ini dilakukan selama satu minggu dengan melibatkan 35-40 orang peserta. Kegiatannya adalah mendiskusikan berbagi isu antara Islam, demokrasi, dan HAM serta refleksi terhadap situasi sehari-hari secara mendalam. Kegiatan ini bertujuan agar rakyat menyadari hak dan kewajiban bernegara dan memberdayakan rakyat dengan cara membuat jaringan dan mengorganisirrnya sehingga menjadi mandiri.
c. Halaqah Lanjutan Program ini diikuti oleh para alumni dengan mengadakan diskusi lanjutan dengan topik tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan usulan dari masing-masing daerah.
d. Penelitian Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengambangkan gagasan dan evaluasi terhadap upaya yang sudah dilakukan dan untuk merumuskan ide-ide yang berkembanag di kalangan kyai dan nyai dalam kaitannya dengan diskursus demokrasi dan HAM serta untuk pemetaan masalah dan ide yang berkembang di pesantren kaitannya dengan demokrasi dan HAM.
e. Penerbitan dan Seminar
Penerbitan berupa buletin HALQAH yang diterbitkan dua bulan sekali dan didistribusikan ke pesantren-pesantren sebagai wahana diskusi dan tukar informasi dan penerbitan buku-buku yang merupakan rangkuman dari seluruh proses kegiatan fikih siyasah sebagi bentuk sosialisasi.
f. Komunikasi dan Pertemuan antar Alumni
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang saling tukar informasi sekaligus membangun gerakan bersama yang lebih solid, ini dilaksanakan di masing-masing daerah.
Program Pengembangan Kelembagaan Pesantren
Program yang dimaksudkan untuk memperkuat dimensi kelembagaan pesantren sebagai lembaga pendidikan ini terdiri dari :
a. Penelitian
Merupakan suatu upaya dalam menguraikan secara cermat model-model kelembagaan dalam hal manajemen dan organisasi sejumlah pesantren yang dianggap memiliki keunggulan dan daya tahannya maupun keberhasilannya sebagai lembaga keagamaan dan pendidikan moral kemasyarakatan.
b. Seminar dan Lokakarya Dimaksudkan untuk menemukan kesepakatan visi kelembagaan pesantren sekaligus strategi dan langkah-langkah teknis pengembangannya.
c. Pelatihan Terdiri atas dua sasaran yaitu; Pertama, latihan manajemen yang dimaksudkan untuk menumbuhkan wawasan, pehaman, dan ketrampilan dalam pengelolaan pesantren. Kedua, latihan mengajar yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mengajar bagi para guru sekolah di lingkungan pesantren.
d. Asisten Lapangan Dilakukan dengan cara mengirim seorang konsultan manajemen untuk mendampingi fasilitator pelatihan untuk membuat dan menerapkan sistem manajemen yang sesuai dengan kebutuhan pesantren.
Program Pengembangan Wawasan
Program ini bertujuan untuk mewujudkan kajian dan produksi wacana yang memiliki keterkaitan antara pesantren dan masyarakat dengan segala aspeknya, memperkuat dan memperluas wawasan sosial komunitas pesantren serta keterkaitan fungsional pesantren dengan kehidupan masyarakat, negara dan bangsa. Program ini terdiri dari :
a. Halaqah Reguler Masalah Pembangunan Merupakan suatu forum kajian di mana para kyai bersama-sama dengan para pakar pengambilan kebijakan pembangunan dapat melakukan telaah atas masalah-masalah pembangunan sekaligus menemukan bentuk partisipasinya yang sesuai dengan maqom sosialnya.
b. Latihan Analisis Sosial Merupakan proses di mana para kyai muda yang akan mengambil kepemimpinan penuh atas pesantren dan masyarakat dilatih untuk memiliki pemahaman yang lebih kritis dan lebih sahih terhadap realitas sosial yang terus berubah.
c. Pelayanan Informasi
Merupakan suatu upaya untuk mendinamisasikan informasi secara teratur kepada para pengasuh pesantren mengenai masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan yang relevan dengan peranan mereka.
d. Kunjungan Perbandingan
Merupakan suatu upaya di mana kyai pengasuh pesantren berkunjung ke lembaga-lembaga yang memiliki kelebihan baik pada prestasi akademik dan keilmuannya maupun dalam hal kepedulian terhadap pelayanan sosial.
Program Pengembangan Masyarakat
Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan warga didik pesantren untuk tidak hanya sebagai pemimpin agama dengan ibadah ritual tapi juga sebagai pemimpin masyarakat yang bisa meningkatkan kecerdasan dan taraf hidup sosial ekonominya. Program ini terdiri dari : a. Penelitian Aksi Dimaksudkan untuk mengidentifikasikan persoalan-persoalan sosial, ekonomi, kesehatan maupun lingkungan di wilayah tertentu di mana kyai seharusnya dapat memainkan peranan penting dalam ikhtiar pemecahannya. b. Bina Ketrampilan Kegiatan ini bertujuan melatih ketrampilan berupa pertanian, perikanan, peternakan, jasa dan lain-lain kepada para santri dan anggota masyarakat sekitar pesantren. c. Layanan Masyarakat Layanan Masyarakat ini sebagai penghidmatan langsung kepada masyarakat oleh pesantren bersama-sama dengan P3M dan berfungsi sebagai ajang pengalaman ketrampilan para santri yang telah dilatih, selain berupa pelayanan bidang kesehatan juga bidang peningkatan pendapatan maupun perbaikan lingkungan.
Program Fiqih An-Nisa
Program ini dilakukan sebagai penyadaran dan pemberdayaan Hak-hak Perempuan. Terdiri dari :
a. Pelatihan Hak Reproduksi Perempuan Pelatihan ini ditujukan bagi kalangan Mubalighah (juru dakwah). Ustadzah (guru agama), ibu nyai pondok pesantren dan aktivis organisasi perempuan agar mereka bisa mensosialisasikan berkenaan dengan hak-hak perempuan.
b. Halaqah Merupakan forum diskusi untuk membahas soal tertentu dalam konteks hak-hak perempuan khusunya hak reproduksi dan juga merupakan arena pendalaman dari pelatihan yang pernah dilakukan.
c. Pasok Informasi Berbentuk Tabloid Sehat, diterbitkan sebagai sarana sosialisasi dan tukar informasi baik alumni maupun pihak lain yang meminati isu-isu seputar perempuan dan Islam dengan Isu utama seputar kesehatan reproduksi.
d. Forum Rahim Forum ini bertujuan untuk mengkaji persoalan secara khusus mengenai Islam dan perempuan yang ditinjau dari berbagai perspektif baik sosiologis, politis, ekonomis, maupun antropologis.
Sementara pada laporan kegiatan tahun 1999-2002, program-program yang telah dilakukan adalah : 1. Penguatan Hak-hak Reproduksi Perempuan di kalangan Masyarakat Pesantren 2. Ma’had Aliy (Penyediaan Kader-Kader Pemimpin Umat) 3. Pemberdayaan Masyarakat Sipil 4. Membangun Wacana Kritis Hubungan Militer dan Ulama dengan Melakukan Halqah dan Seminar 5. Pendidikan Pemilih untuk Pemilu 1999
Hal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pendidikan pemilih dan percetakan serta distribusi poster, pamflet, dan leaflet kepada masyarakat luas.
Program Pendidikan Demokrasi di Kalangan Santri (Santri Government)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk penguatan Civil Society dan merupakan program lanjutan dari program pemberdayaan masyarakat sipil.
melihat program prigram yang digaakan dan di adakan oleh P3M pada masa lalu yang dijabarkjan di atas memang suatu hal yang istimewa, yang dimana elemen pesantren seoptimal mungkin memaksimalkan potensi di masyarakat.
namun berkembangnya hasil survei p3m yang di publikasikan beberapa bulan yang lalu perihal 41 masjid pemerintah yang terpapar faham radikal sangatlah janggal dan aneh, terlebih ketua dewan penasehat yang hadir di ILC mengatakan bahwa ustadz teuku zulkarnain sebagai dai radikal kelas menengah dari hasil melihat dan mendengarkan kajian beliau yang ditayangkan di ILC tersebut.
banyak kalangan pun merespon hasil survei tersebut, dan menganggap nya sebagai kegaduhan baru dutengah umat.
sumber : wikipedia