Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi no.2505.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikanmelakukan dosa tersebut.” (Madarijus Salikin, 1: 176)
Penjelasan diatas seharusnya membuat kita merasa takut ketika mencela atau meremehkan orang yang berdosa, bisa jadi kita akan melakukan hal yang sama.
Menjelekkan, mencela dan meremehkan orang lain membuat seseorang merasa diri lebih suci/lebih bersih dan lebih baik. Padahal kondisi ini justru membuat kita terjerumus pada sifat sombong yang tidak disukai Allah Subhanallahu Wa Taala.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan tentang makna sombong:
Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi, beliau bersabda, “Tidak masuk surgasiapa saja yang di dalam hatinya ada sedikit kesombongan, kemudian seseorang berkata, “Sesungguhnya seseorang itu senang pakaiannya bagus dan sandalnya bagus.” Beliau bersabda, ”Sesunguhnya Allah itu Indah dan Dia menyenangi keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”(HR Muslim).
Ingat! Jangan pernah sombong dan merasa selamat dari dosa yang orang lain lakukan, karena bisa jadi kita tak akan selamat dari dosa yang sama.
Jadi mari berhati hati mencela orang lain. Yang sudah shalih jangan merasa dirinya sudah baik, Yang belum shalih jangan merasa dirinya belum baik, terusmemperbaiki diri.
Mari amalkan doa berikut agar menjaga hati terus istiqamah dalam kebaikan.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbabaa Laa Tuyigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 7)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Thaa’atik
Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)
Sebagai seorang manusia yang takbisa bebas dari khilaf dan dosa, melakukan kesalahan memang termasuk fitrah yang tak bisa dihindarkan namun bisa diupayakan untuk diminimalkan. Nah,terkadang ada saudara kita yang melakukan dosa atau maksiat, kemudian menjadi bahan perbincangan atau ghibah. Padahal bisa jadi pelaku dosa tersebut sudah bertaubat dari dosa tersebut. Mengenai hal ini, mari kita perhatikan nasihatdari beberapa ulama, yaitu orang yang menjelek-jelekkan saudaranya yang sudah bertaubat dari dosa, bisa jadi dia akan melakukan dosa tersebut.
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan,bisa jadi ia terjerumus dalam dosa yang sama karena ada faktor kagum terhadap dirinya sendiri, sombong dan mensucikan diri. Seolah dia berkata kamu kokbisa terjerumus dalam maksiat/dosa itu, lihatlah aku, sulit terjerumus dalamdosa itu. Tentu ini bentuk kesombongan yang nyata dan sangat merendahkan orang lain. Beliau berkata,
ﻳُﺠَﺎﺯَﻯ ﺑِﺴَﻠْﺐِ ﺍﻟﺘَّﻮْﻓِﻴﻖِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺮْﺗَﻜِﺐَ ﻣَﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺑِﻪِ ﻭَﺫَﺍﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺤِﺒَﻪُ ﺇِﻋْﺠَﺎﺑُﻪُ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻟِﺴَﻼﻣَﺘِﻪِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋَﻴَّﺮَ ﺑِﻪِ ﺃَﺧَﺎﻩُ .
“Dibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya. Hal tersebut karena ia sombong/kagum dengan dirinya sendiri karena ia merasa selamat dari dosa tersebut.”
Hasan Al Basri berkata,
كانوا يقولون من رمي أخاه بذنب قد تاب إلى الله منه لم يمت حتى يبتليه الله به
“Para sahabat dan tabi’in memiliki konsep,barang siapa yang mencela saudaranya, karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allāh, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut.”
Demikianlah semoga Allah senantiasa menetapkan kita diatas petunjuk dan hidayahNya, menjadikan kita sebaik-baik hambaNya serta menjauhkan kita dari perbuatan dosa..Aamiin[]
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.