rumahhufazh.or.id (Jakarta)- Hampir sepekan setelah terjadinya tsunami di Selat Sunda, aktivitas sehari-sehari masyarakat Banten mulai berangsur normal, meski masih dibayangi ketakutan.
Dalam pantauan redaksi di wilayah Carita, Pandeglang, Banten, sejumlah warga mulai melakukan aktivitas seperti biasa seperti membuka warung makan dan kembali ke rumah.
Watik Ekawati, warga Carita yang sehari-hari berjualan makanan, mengaku mulai membuka kembali dagangannya untuk melayani pembeli.
Dia mengaku harus tetap bangkit walaupun tsunami baru saja menerjang wilayah Banten.
“Sekarang sudah mulai normal dan tenang. Saya sudah bisa berjualan kembali,” ujar Wati seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Wanita berusia 36 tahun ini meyakini tsunami tidak akan kembali, meskipun dia smasih waspada jika ada peringatan dini tsunami.
“Saya harap ke depan tidak ada lagi isu-isu yang tidak akurat soal tsunami,” terang Wati.
Wati juga meminta agar pemerintah dapat mengantisipasi kedatangan tsunami agar kejadian sapuan tsunami di Selat Sunda tidak terulang.
Wati juga meminta warga Banten untuk tidak panik dan tetap mempercayai informasi yang benar soal tsunami.
Warga Carita lainnya juga kini mulai kembali ke rumah usai sapuan ombak tsunami.
Akip, 53, yang sehari-hari menjadi nelayan mengaku cuaca di Banten sudah mulai membaik setelah dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan dan angin kencang.
“Cuaca sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya,” ujar Akip
Akip menyampaikan sejumlah warga juga kini mulai melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Sejumlah nelayan kembali mempersiapkan alat-alat melautnya, meski belum berani ke lautan.
Menurut Akip, sebagian besar nelayan masih takut dengan adanya tsunami. Apalagi Gunung Anak Krakatau kini sudah naik ke level Siaga.
Akip mengharapkan walaupun situasi berangsur normal, pemerintah tetap memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga.
Sebab masih banyak warga yang hingga kini kehilangan pekerjaan dan mengharapkan bantuan makanan.
“Kami meminta bantuan lebih dari pemerintah,” ujar Akip.
Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat 430 orang tewas akibat tsunami yang melanda Selat Sunda beberapa waktu lalu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selain korban tewas, terdapat 1495 orang terluka, 159 orang hilang dan 21.991 orang mengungsi.
“Ini data sementara, kemungkinan besok jumlah korban akan bertambah karena saat ini tim SAR masih menyisir lokasi kejadian,” ujar Sutopo, Rabu, di Jakarta.
Sutopo mengatakan sejak kemarin proses evakuasi terhambat seiring hujan deras dan jalanan rusak.
Saat ini, lanjut Sutopo, tim SAR gabungan tengah berfokus mengevakuasi warga di Kecamatan Sumur, Pandeglang.[]
Sumber: Anadolu Agency
rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.