Dari Musayyab bin Rafi’ rahimahullah berkata, Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu berkata :

إنّي لابغض الرّجل أن أراه فارغاليس في شيء من عمل الدّنيا ولا في عمل الآخيرة

“Sungguh, aku sangat benci melihat seorang pengangguran yang tidak bekerja untuk dunianya dan tidak pula beramal untuk akhiratnya.” [Shifatush Shafwah 1/414]

Seorang ulama berkata, “Barangsiapa yang malas dan berleha-leha, berarti dia telah menanggalkan sifat-sifat insaniyah, bahkan menanggalkan ciri khas makhluk hidup, sehingga lebih dekat disebut sebagai benda mati.”

Allah menjadikan makhluk hidup dengan kemampuan yang memungkinkan dia untuk bergerak dan beraktifitas, bukan untuk diam. Allah karuniakan manusia akal, agar dia mau berpikir, menciptakan pendengaran, penglihatan dan anggota badan untuk dipergunakan sebagai sarana yang mendatangkan maslahat manusia, baik untuk kemaslahatan dunia maupun akhirat.

Sementara mendiamkan fungsi-fungsi itu berarti menyia-nyiakan pemberian Allah, manusia diciptakan bukan untuk main-main, atau sekedar makhluk pelengkap yang mewarnai kumpulan benda di muka bumi. Allah berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” (QS. al-Mukminun: 115)

Sebagaimana kita pahami, bahwa makna malas adalah meninggalkan aktivitas yang bermanfaat padahal mampu menjalankannya. Orang yang malas tidak memiliki cita-cita, yang dimiliki hanyalah angan-angan. Mereka punya harapan, tapi tak mau bersusah payah untuk menggapainya. Maka harapan orang malas pada akhirnya pastilah kandas.

Begitu besar dampak buruk yang diakibatkan kemalasan, hingga Nabi mengajarkan kita setiap pagi dan petang memohon perlindungan kepada Allah dari kemalasan, di antaranya doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْرِ .

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di masa tua, dan aku memohon perlindungan-Mu dari adzab neraka dan adzab kubur.” (HR. Muslim)

Sementara saat setan mengetahui berhasilnya kemalasan dalam mengikis amal ketaatan, serta menghalangi manusia dari kemaslahatan dunia serta akhiratnya, maka setan berusaha membisikkan kemalasan setiap kali manusia hendak memulai harinya, agar manusia menderita kerugian tiap harinya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلاَثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلاً طَوِيلاً فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتِ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ

“Setan mengikat pada tengkuk salah seorang di antara kalian dengan tiga ikatan saat manusia tidur. Setiap ikatan dia bisikkan “malammu masih panjang”. Jika ia bangun, lalu berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu, lepaslah dua ikatan, dan jika dia shalat maka lepaslah semua ikatan, sehingga di pagi harinya ia enerjik, jiwanya tentram. Namun jika tidak, maka di pagi harinya jiwanya labil dan malas.” (HR. Muslim)

Malas Memiliki dampak yang beraneka ragam, tergantung pada jenis aktivitas yang diisi dengan kemalasan. Malas belajar dan berpikir menyebabkan kebodohan yang akan dirasakan pahitnya sepanjang hayat. Bodoh dalam hal kemaslahatan duniawi itu musibah, bodoh dalam urusan agama, lebih fatal lagi musibahnya.

Setan akan mempermainkan orang yang bodoh layaknya anak kecil memainkan bolanya. Kebodohan adalah gerbang utama setan untuk menggoda manusia. Jika pintu ini terbuka, setan tak perlu susah-susah mencari pintu yang lain. Dengan mudah dia akan digelincirkan, karena dia tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk, yang utama dan yang hina. Bisa jadi dia merasa telah berbuat sebaik-baiknya, padahal apa yang dilakukan hanyalah kesesatan,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya..” (QS. al-Kahfi: 103)

Malas bekerja untuk mencari penghidupan adalah pangkal dari kemiskinan. Karena rizki harus diupayakan secara ikhtiyar jasmani, di samping cara-ruhani seperti tawakal, taqwa, silaturahim dan lain-lain. Perhatikanlah firman Allah,

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. al-Jumu’ah: 10)

Malas dalam beramal ketaatan menyebabkan kerugian di akhirat. Orang yang tidak memanfatkan waktu di dunia untuk ketaatan, akan menyesal saat kematian mendatanginya,

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. al-Munafiqun: 10)

Di dalam kubur, orang yang bermalas-malasan dalam menjalankan ketaatan kelak di kubur akan ditemani oleh amal buruknya yang berwujud makhluk yang buruk rupa, busuk baunya dan kumal bajunya, lalu berkata, “Bergembiralah dengan kemurkaan Allah dan adzab yang pedih!” Orang itu menjawab, “Semoga Allah menimpakan keburukan atasmu, siapa kamu?” Ia menjawab,

أَناَ عَمَلُكَ اْلخَبِيْثَ ، وَاللهِ إِنَّ كُنْتَ لَسَرِيْعاً فِي مَعْصِيَةِ اللهِ بَطِيْئاً عَنْ طاَعَةِ اللهِ فَجَزَاكَ اللهُ شَرّاً

“Aku adalah amalan burukmu, demi Allah sesungguhnya kamu dulu orang yang bersegera dalam bermaksiat, dan berlambat-lambat dalam mentaati Allah, maka Allah membalasmu dengan keburukan…” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)

Penderitaan berikutnya telah menanti, karena kubur adalah lubang dari lubang-lubang neraka. Penderitaan di kubur menjadi alamat bagi penderitaan di neraka. Wal’iyadzubillah

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menganugerahkan kepada kita taufiq dan hidayahNya agar kita selalu istiqamah berada di jalan yang diridhaiNya, serta dijauhkan dari buruknya sifat malas..Aaminn.[]

Oct/rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.