Al-Quranul Kariem adalah firman Allah Rabbil ‘alamien, yang telah Allah turunkan kepada RasulNya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.

هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ(9)

“Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu.” (QS. Al-hadiid [57] : 9)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan,

{ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ } أي: من ظلمات الجهل والكفر والآراء المتضادة إلى نور الهدى واليقين والإيمان. تفسير ابن كثير – (ج 8 / ص 11)

“..supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya..” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.

Allah menurunkan Al-Quran itu untuk mengeluarkan manusia dari kesyirikan, kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan kebenaran, menuju kepada keimanan; namun ketika manusianya tidak mau kembali dan merujuk kepada Al-Quran, maka tidak akan sampai kepada petunjuk dan iman. Walaupun mengaku beriman, namun ketika yang diikuti bukan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka jelas sesat. Karena Allah Ta’ala telah menegaskan:

فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ [يونس : 32]

“…maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Yunus [10] : 32)

Sehingga Al-Quran berfungsi mengeluarkan manusia dari kekufuran dan kemusyrikan kepada keimanan itu hanya bagi orang-orang yang mengimaninya, menjadikan Al-Quran sebagai rujukan, dan mentaatinya.

Menjadikan Al-Quran sebagai rujukan dan mentaatinya itu artinya adalah mentaati Al-Quran dan As-Sunnah (yaitu Sunnah Rasul atau Hadits). Karena Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah dua hal pokok dalam Islam yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tidak boleh yang satu dipakai dan yang lain dibuang. Kedua-duanya wajib dipegangi dan ditaati.

Ketika yang diyakini dan ditaati bukan yang dari Al-Quran dan As-Sunnah, maka berarti manusia itu sendiri yang tidak mau memfungsikan Al-Quran untuk mengeluarkan dirinya dari kekufuran dan kemusyrikan menuju kepada iman.

Upaya untuk meningkatkan iman dengan memegangi Al-Quran apakah sudah dilaksanakan secara nyata. Mari kita menimbang diri. Betapa banyaknya orang yang bersemangat untuk mengikuti motivasi ini motivasi itu dengan tiket yang mahal pun mereka jalani beramai-ramai. Bahkan ajaran suatu motivasi tertentu yang sudah dinyatakan sesat oleh ulama pun tetap ramai-ramai mereka ikuti training-training atau latihan-latihannya, demi memotivasi diri agar lebih cerdas katanya.

Itulah kondisi di hadapan kita, dan itulah yang mungkin menyeret kita. Padahal, perlu kita sadari, semakin jauh menyingkirkan Al-Quran dari kehidupan seseorang maka semakin erat dengan kekafiran dan kemusyrikan.

Sebaliknya, semakin erat dengan Al-Quran dalam kehidupan seseorang maka ia semakin erat dengan iman. Itulah wali Allah, orang mu’min lagi taqwa. Dan selama seseorang memegangi Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidupnya dengan benar, istiqomah, konsekuen, maka tidak akan tersesat.

Pentingnya memfungsikan Al-Quran sebagai pelindung dari kemusyrikan, kekafiran, dan kesesatan itu telah ditegaskan pula oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga beliau menjamin bagi yang memeganginya.

…فَأَبْشِرُوا ، فَإِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ طَرْفُهُ بِيَدِ اللهِ وَطَرَفُهُ بِأَيْدِيكُمْ ، فَتَمَسَّكُوا بِهِ فَإِنَّكُمْ لَنْ تَهْلِكُوا وَلَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا. (صحيح ) انظر حديث رقم : 34 في صحيح الجامع

“…maka berilah kabar gembira, karena sesungguhnya Al-Quran ini satu ujungnya di tangan Allah dan satu ujungnya di tangan-tangan kalian, maka berpegang teguhlah dengannya, maka sesungguhnya kalian tidak akan binasa dan takkan sesat setelahnya selama-lamanya.” (Shahih, hadits nomor 34 dalam Shahih al-Jami’).

Hal itu karena Al-Quranul Karim memerintahkan kaum muslimin dengan segala kebaikan dan mencegahnya dari segala keburukan. Petunjuk-petunjuknya pun mencakup segala aspek, hingga tentang penyembahan yang benar dan menjauhi penyembahan yang salah pun diatur, bahkan merupakan aturan utama dan paling pokok dan prinsip.

Al-Quran mengajari Muslimin bagaimana bermu’amalah dengan Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala berfirman:

{ وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا } (النساء:36).

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS. An-Nisaa’ [4] : 36)

Menyembah hanya kepada Allah, dan cara menyembah hanya cara yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itulah prinsip utama dalam Islam. Sebaliknya, menyembah kepada selain Allah, serta penyembahan bukan dengan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, itu larangan yang paling keras.

Di dalam Al-Qur’an pun penuh dengan petunjuk agar manusia ini benar dalam kehidupannya di dunia ini. Pergaulan sesama manusia pun ditunjuki sebaik-baiknya. Di antaranya Allah menunjukkan.

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا [النساء : 36]

Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-Nisaa’ [4] : 36)

Sebagaimana Al-Quran juga mengajari Muslimin megenai perkara-perkara agamanya, seperti melaksanakan sholat, zakat, pengelolaan zakat, puasa, dan haji, Al-Quran juga bukan sekadar di dunia saja, namun sampai di akherat kelak. Dan itu adalah sebagai balasan dari bagaimana manusia ini memfungsikan Al-Quran itu di dunia.

Semoga kita menjadi orang-orang mu’min yang benar-benar memfungsikan Al-Quran sesuai dengan petunjuk-petunjuknya, sehingga kelak Allah Ta’ala memasukkan kita ke dalam surga..Aamiin[]


Oct/rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.