ikmat Iman adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Nikmat ini hanya diberikan kepada hamba yang Dia cintai semata. Dengan nikmat ini, amal-amal shalih akan diterima dan pelakunya mendapat pahala.

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Nahl: 97)

Sesungguhnya iman adalah syarat sah dan diterimanya amal shalih. Bahkan tidak disebut amal shalih kecuali dengan iman. Iman menuntut amal shalih. Yaitu pembenaran yang pasti dalam hati yang membuahkan amal-amal anggota badan berupa melaksanakan yang wajib atau yang sunnah.

Tanpa iman amal-amal kebaikan tidak akan diterima dan pelakunya akan merugi di akhirat. Sebagaimana firman Allah tentang amal  baik orang kafir,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”  (QS. Al-Furqan: 23)

Aisyah radliyallah ‘anha bertanya kepada suaminya, ‘Ya Rasulallah, Ibnu Jud’aan sewaktu Jahiliyah telah menyambung silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Tidak bermanfaat baginya karena tak pernah sehari pun dia berucap, “Ya Allah Tuhanku, ampunilah dosa kesalahanku pada hari pembalasan.” (HR. Muslim)

Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan makna hadits ini, “Bahwa apa yang telah dikerjakannya berupa menyambung silaturahim, memberi makan, dan berbagai kemuliaan lainnya tidak memberikan manfaat baginya di akhirat, dikarenakan dia seorang kafir.”

Bagi kaum  muslimin wajib menyadari nikmat agung ini. Bahwa keselamatan, kemuliaan, dan kebahagiaannya ditentukan pada iman dan amal shalihnya tersebut. Karenanya, dengan nikmat yang menjadi sebab sah dan diterimanya amal kebaikan, kaum muslimin memanfaatkan setiap waktunya untuk menghasilkan kebaikan.

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman,

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.  Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. Al-Nisa’: 114)

Ayat ini berisi larangan berbicara dan mengobrol yang tidak memiliki manfaat. Baik obrolan yang tak ada faidahnya seperti ngobrol berlebihan dalam tema mubah.  Lebih-lebih obrolan yang berisi keharaman seperti menggunjing, mengadu domba, menfitnah, dan semisalnya.

Bersamaan dengan itu, seseorang didorong untuk berucap dan berbincang-bincang dengan tema yang membawa manfaat; seperti mendorong orang untuk bersedekah dengan berbagai bentuknya, memerintahkan orang lain berbuat baik dan ketaatan, dan mendamaikan orang-orang yang sedang berselisih. Agar pahalanya sempurna, maka hendaknya menghadirkan niat ikhlas untuk Allah dalam melakukan aktifitas baik itu.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,  

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

 “Di antara tanda baiknya Islam seseorang ia meninggalkan sesuatu yang tak berguna untuknya.”  (HR. Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini adlaah shahih)

Demikianlah, semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita taufiq dan hidayahNya, menjadikan kita sebaik-baik hamba disisiNya..Aamiin[]

Wallaahu A’lam[]

Oct/rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.


Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.