Kurang lebih, sebulan ke depan, Ramadhan kembali akan hadir menyapa kita. Ramadhan adalah bulan suci yang kehadirannya selalu dinanti oleh orang-orang beriman.

Agar lebih maksimal, sepantasnya seorang muslim menyiapkan dirinya dengan mensucikan hati dari segala penyakitnya; baik penyakit hati yang akan mengganggu keharmonisan hubungannya dengan Allah, maupun penyakit hati yang akan mengganggu keharmonisan hubungannya dengan sesama.

Olehnya itu, sebelum memasuki gerbang Ramadhan, kita dipertemukan dengan bulan Rajab.

Mengawali bulan tersebut, ada doa yang biasa dibaca oleh sebagian kaum muslimin, menggambarkan betapa kerinduan mereka ingin kembali berjumpa dengan bulan Ramadhan;

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkailah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”. (1)

Bulan Rajab adalah satu diantara bulan-bulan haram. Di bulan tersebut, ada penekanan agar kita memperbaiki keadaan jiwa kita dengan menjauhi sekecil apapun perkara yang dapat merusak keharmonisan hubungan kita dengan Allah.

Selepas bulan Rajab, kita juga dipertemukan dengan bulan Sya’ban. Di dalamnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghidupkan harinya dengan banyak berpuasa. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata;

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)

Dipertengahan bulan Sya’ban, ada anjuran secara khusus untuk menyudahi segala pertikaian dengan saudara semuslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

يطلع الله تبارك و تعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان ، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

“Pada malam pertengahan di bulan Sya’ban, Allah melihat para hamba Nya, dan akan mengampuni mereka seluruhnya kecuali orang musyrik dan orang yang bersengketa dengan saudaranya.”. (HR. Ibnu Majah. Dihasankan oleh Syaikh Al Baani dan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauuth dinyatakan sebagai hadits hasan dengan beberapa syahidnya)

Olehnya, jelang Ramadhan ini, mari kita sambut kedatangannya dengan menyiapkan jiwa-jiwa kita dan membersihkannya dari segala penyakitnya. Semoga kita kembali dapat dipertemukan dengan Ramadhan dalam keadaan jiwa yang lebih siap untuk mendulang pahala dan keutamaan secara lebih maksimal.

Penulis : Ustadz Muhammad Irfan Zain, Lc

rumahhufazh.or.id

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.