Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat bentuk dan postur tubuh serta paras wajah seseorang, tetapi yang dilihat tidak lain adalah qalbu dan amalannya. Oleh karena itu, sebagaimana seseorang senantiasa membersihkan badan dan pakaiannya dari kotoran yang mengenainya, seharusnya dia juga memperbaiki amalan dan membersihkan qalbunya.

Bahkan, memerhatikan qalbu harus lebih diutamakan, karena rusaknya qalbu lebih berbahaya daripada rusaknya anggota badan. Rusaknya qalbu akan dirasakan akibatnya oleh si pemiliknya, baik ketika di dunia, apalagi saat di akhirat nanti. Akan tetapi, rusaknya anggota badan hanya dirasakan saat di dunia dan akan berakhir dengan datangnya kematian.

Begitu pula baik dan tidaknya amalan anggota badan, sangat dipengaruhi oleh keadaan qalbu seseorang. Hal ini sebagaimana sabda Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah, bahwasanya pada setiap tubuh seseorang ada segumpal daging. Jika dia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun, apabila dia rusak, maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah, bahwasanya segumpal daging tadi adalah qalbu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pada hadits tersebut kita memahami bahwa perbuatan anggota badan dipengaruhi oleh keadaan qalbu seseorang. Apabila qalbunya dipenuhi dengan cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, anggota badannya juga akan digunakan untuk menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Sebaliknya, apabila qalbunya dipenuhi oleh cinta kepada syahwat dan mengikuti hawa nafsu, anggota badannya pun akan tunduk mengikuti keinginan syahwat dan hawa nafsunya.

Oleh karena itu, kedudukan qalbu terhadap anggota badan lainnya adalah ibarat seorang raja terhadap para bawahannya yang selalu siap mengikuti perintahnya dan tidak menyelisihinya. Karena itu, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada anggota badan apabila qalbunya itu baik, dan sebaliknya, apa yang akan terjadi apabila qalbunya itu rusak.

Dengan demikian, qalbu adalah bagian yang paling mulia pada diri manusia. Di sanalah tempat ma’rifatullah, yaitu ilmu seseorang tentang Rabbnya. Di sana pula tempatnya cinta, rasa takut, harapan, dan tawakkalnya seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta amalan qalbu lainnya. Di sanalah tempatnya niat yang menjadi timbangan sah atau tidaknya dan diterima atau ditolaknya amal ibadah seseorang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Bahwa amalan itu tergantung dengan niat, dan seseorang mendapatkan apa yang dia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Jika demikian, tidak cukup bagi seseorang untuk hanya memperbaiki amalan yang lahiriah saja tanpa memerhatikan keadaan qalbunya. Akan tetapi, memerhatikan dan memperbaiki qalbu seharusnya lebih didahulukan daripada memerhatikan amalan lahiriah.

Bahkan, amalan anggota badan yang nampak, tidak akan sah atau diterima apabila tidak ada amalan qalbu yang disebut ikhlas. Oleh karen itu, setiap orang harus memiliki amalan qalbu yang disebut ikhlas ini, untuk seluruh amalan ibadah yang dilakukan oleh anggota badannya.

Sesungguhnya, qalbu ada yang bisa mengeras seperti kerasnya batu atau bahkan lebih keras dari batu. Qalbu yang paling keras adalah yang paling jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dari ketaatan kepada-Nya. Qalbu jenis ini tidak mau menerima nasihat dan tidak berkeinginan untuk mencari petunjuk serta kebenaran, sehingga pemiliknya tidak memperoleh manfaat kebaikan dari qalbunya, bahkan tidak ada yang keluar dari qalbunya kecuali kejelekan.

Di sisi lain, ada pula qalbu yang lembut dan baik, yaitu qalbu yang selalu tunduk dan patuh kepada Penciptanya. Qalbu jenis ini adalah qalbu yang siap menerima kebenaran dari nasihat yang datang kepadanya.

Lembut dan kerasnya qalbu seseorang dipengaruhi oleh beberapa sebab yang dilakukan oleh pemiliknya. Hal-hal yang bisa menjadi sebab baik dan lembutnya qalbu di antaranya adalah membaca dan mendengarkan Alquran. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْءَانَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ وَتِلْكَ اْلأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Kalau sekiranya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan ketakutannya kepada Allah dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al-Hasyr: 21)

Kalau gunung yang begitu keras saja bisa hancur, tentunya qalbu yang keras pun akan menjadi lembut apabila si pemiliknya senantiasa memperbaikinya dengan membaca dan mendengarkan, serta mempelajari Alquran. Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَيَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk qalbu mereka mengingat Allah dan tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah diturunkan kepada mereka Al-Kitab, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu qalbu mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-Hadid: 16)

Karena itu, kaum muslimin wajib senantiasa membaca dan mempelajari kandungan Alquran, agar tidak seperti ahlul kitab yang menjadi keras qalbunya karena berpaling dari kitab Taurat dan Injil.

Di antara perkara yang juga akan membuat lembutnya qalbu adalah mengingat kematian, serta mengingat bahwa dunia ini adalah kehidupan yang sesaat, sedangkan kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)

Di antara perkara yang menjadi sebab lembutnya qalbu adalah memperbanyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala atau berzikir dengan zikir-zikir yang ditetapkan oleh syariat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

Sesungguhnya, orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah qalbu mereka.” (Al-Anfal: 2)

Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلاَتُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang qalbu-nya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan dia dalam keadaan melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Selanjutnya, di antara hal yang akan melembutkan qalbu adalah menerima apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengamalkan ilmu yang telah sampai kepadanya. Hal ini sebagaimana yang diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Alquran tentang keadaan orang-orang musyrikin yang menjadi keras qalbunya akibat perbuatan mereka berupa menolak dakwah atau ajakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam firman-Nya,

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan qalbu dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Alquran) sejak awal pertama datang dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am: 110)

Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin yang menjadi keras qalbu mereka sehingga tetap di atas kekafirannya akibat tidak menerima ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Begitu pula halnya dengan memerhatikan keadaan orang-orang yang sakit, fakir miskin, dan orang-orang yang tertimpa musibah, termasuk sebab lembutnya qalbu. Dengan memerhatikan keadaan mereka, seseorang akan mengetahui betapa banyak dan besarnya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya sehingga menjadi lembut qalbunya.

Hal ini berbeda dengan orang yang justru selalu melihat keadaan orang-orang yang kaya apalagi yang bermewah-mewah, maka dia akan jauh dari bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjadi keras qalbunya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam agar bersabar untuk berkumpul, serta tidak meninggalkan orang-orang yang miskin dan orang-orang yang lemah dari kalangan kaum muslimin karena ingin bersama orang-orang yang mendapatkan kemewahan dunia yang membuat mereka lalai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَتَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini.” (Al-Kahfi: 28)

Wallaahu Ta’ala A’lam

Oct/rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.