Tauhid adalah landasan bagi setiap amal, ia adalah inti dari keseluruhan ibadah. Amal sebesar dan sehebat apapun jika tidak dibangun di atas tauhid maka akan sia-sia dan sirna.
Namun pada faktanya masih banyak diluaran sana saudara-saudara kita belum faham betul tentang tauhid meskipun lisan mereka mengucapkan kalimat Tauhid “Laa ilaaha illallahu“. Buktinya, praktik-praktik kesyirikan di tanah air kita masih merajalela dan tentunya ini menjadi sebuah dilema tersendiri bagi negeri yang mayoritas penduduknya adalah kaum Muslimin.
Oleh karena itu, berikut kami ketengahkan pembahasan ringkas tentang Tauhid yang kami kutip dari kitab “Al-Qoulul Mufid ‘Ala Kitab At-Tauhid” karya Asy-Syaikh Muhammad Ibn Sholeh Al-Utsaimin Rahimahullaah.
Tauhid adalah kewajiban setiap hamba, baik yang awam maupun orang yang berilmu, karenanya pengetahuan tentang tauhid adalah hal mendasar dan sangat urgent yang harus ada pada setiap diri seorang muslim.
Tauhid berasal dari bahasa arab yaitu dari kata وحد – يوحد – توحيدا yang artinya mengesakan, sendirian, satu, menjadikan satu. Secara syariat, tauhid adalah mengesakan Allah di dalam hal yang merupakan kekhususan bagi Allah baik itu di dalam masalah rububiyah, uluhiyah serta kesempurnaan nama dan sifat-sifatnya (asma wa shifat).
- Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya bahwasanya hanya Allah-lah satu-satunya Dzat yang telah menciptakan, Allah yang memberi rezki, Allah yang menghidupkan dan mematikan, Allah yang mengatur dan menguasai segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, tidak ada satupun yang ikut serta dalam perbuatan Allah. Allah-lah yang menciptakan jagat raya ini sendirian dan tidak ada yang ikut campur dalam penciptaannya.
Tauhid jenis ini juga diakui oleh orang kafir di zaman Rasulullah, namun kalau pengakuan hanya sebatas ini saja, maka tidaklah dapat memasukkan mereka ke dalam Islam karena mereka tidak mengesakan ibadah hanya kepada Allah.
- Tauhid Asma wa Sifat
Tauhid asma wa sifat adalah mengesakan Allah dengan mengimani setiap nama dan sifat-sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri maupun yang telah ditetapkan Rasullullah tanpa melakukan tahrif (mentakwil), ta’thil (menolak), takyif (menggambarkan) ataupun tamtsil (memisalkan/menyerupakan) terhadap nama dan sifat-sifat Allah.
Allah menetapkan bahwa Dia memiliki sifat, maka kita menetapkan demikian. Allah menetapkan sifat mendengar, maka kita meyakini Allah mendengar. Samakah pendengaran manusia dengan pendengaran Allah? Tidak. Allah menetapkan sifat tangan, maka kita meyakini bahwa Allah memiliki tangan. Serupakah tangan Allah dengan tangan makhluk? Jawabannya : Tidak. Allah berfirman : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. asy-Syura:11)
- Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan penghambaan diri hanya kepada-Nya serta tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, bahwa yang kita tuju di dalam ibadah itu baik lahir maupun bathin hanya Allah semata. Semua ibadah kita seperti : shalat, do’a. puasa, bernadzar, haji, umrah, sedekah dan lainnya harus kita tujukan semata-mata hanya untuk Allah. Dan jenis tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para nabi dan rasul.
Bersambung…
.
Oct/rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.