Allah subhanahu wa ta’ala telah mengaruniakan kepada sebagian manusia rezeki berupa keturunan. Keturunan adalah salah satu nikmat dari Allah yang patut kita syukuri.
Allah Ta’ala berfirman:
المال والبنون زينة الحية الدنيا والباقيات الصالحات خير عند ربك ثوابا وخير أملا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” Al Kahfi : 46.
Dalam ayat di atas, kata al banun (البنون) itulah keturunan. Nikmat keturunan ini sudah semestinya kita gunakan pada perkara kebaikan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية, أو علم ينفع له, ولد صالح يدع لهز
“Jika salah seorang anak Adam itu meninggal maka terputuslah amalannya kecuali 3: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan untuknya.” Diriwayatkan oleh Muslim dari sahahat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu.
Berkata Syiakh bin Baaz rahimahullah, jika seseorang meninggal maka terputuslah amalannya, artinya terputuslah amalannya yang mengalir kepadanya setelah ia meninggal, kecuali ketiga perkara berikut ini:
- Sedekah jariyah
Misalnya harta yang ia wakafkan, seperti mesjid untuk digunakan shalat di dalamnya, atau membangun suatu bangunan yang disewakan yang hasil sewanya disedekahkan, atau tanah ladang yang hasil pertaniannya disedekahkan, atau yang lainnya yang semisal dengan itu. Sedekah jariyah ini pahalanya akan tetap mengalir kepadanya meskipun ia telah meninggal.
- Ilmu yang bermanfaat
Misalnya ia menulis sebuah buku yang bermanfaat bagi manusia. Atau membeli buku-buku islamiyah dan mewakafkannya. Atau mengajarkannya/menyebarkannya sehingga kaum muslimin bisa mengambil manfaat dengannya.
- Anak yang shalih yang mendoakan untuknya
Doa anak yang shalih bermanfaat bagi orang tua yang sudah meninggal, sebagaimana bermanfaatnya doa kaum muslimin jika mereka berdoa untuknya atau bersedekah untuknya.
Bagaimanakah mewujudkan anak yang shalih?
Untuk mewujudkan anak yang shalih salah satunya adalah dengan cara mendidiknya. Diantara bentuk- bentuk pendidikan anak adalah:
Menanamkan pada diri anak kecintaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua selayaknya menanamkan kecintaan kepada Allah pada diri anak sejak kecil. Jika mengajak anak berbuat kebaikan, katakanlah kepadanya: “Jika engkau melakukan hal ini maka Allah akan cinta kepadamu. Jika engkau shalat, puasa dll, maka Allah akan cinta kepadamu.” Jangan mengatakan, “Jika kamu tidak shalat maka Allah akan benci dan tidak suka kepadamu.”
Mendidiknya dengan sifat amanah
Mengajarkan kepada anak, jika ia menemukan suatu barang di jalan, hendaklah ia tidak mengambilnya untuk dirinya. Akan tetapi mengambilnya untuk diberikan kepada orang yang lebih dewasa atau orang tuanya untuk dicari siapa pemiliki barang tesebut.
Mengajari bersedekah
Anak-anak dididik untuk membiasakan diri bersedekah. Yakni memberikan sebagian apa yang dimilikinya kepada fakir miskin. Mengajarkan kepadanya untuk iltizam kepada sunnah dalam hal bersedekah. Bahwasanya, tersenyum dan berwajah berseri-berseri kepada seseorang itu adalah termasuk sedekah.
Perlu diketahui bahwa kemampuan anak dalam menerima pengajaran dari orang tua itu berbeda-beda. Sebagian anak ada yang cepat memahami apa yang dikatakan oleh orang tua, dan sebagian anak yang lain lambat. Oleh karena itu orang tua harus mengetahui tingkat kemampuan anaknya.
Dalam memberikan pengajaran kepada anaknya ia harus perlahan-lahan, tidak memberikan banyak nasehat setiap hari. Sebaiknya, paling tidak satu nasehat dalam sehari, supaya anak tidak mudah jenuh.
Sebagai contoh, ketika mengajarkan anak bersedekah, dalam bersedekah tesebut jangan diikuti dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti perasaan si penerima. Karena hal tersebut sama halnya dengan orang yang menafkahkan harta karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada hari akhir.
Bersambung…
.
Oct/rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.