Kita sekarang berada dalam era digital. Semua serba canggih. Hampir semua aktivitas kita selalu berkawan dengan mesin. Mayoritas masyarakat yang hidup di atas tanah air bumi pertiwi ini setiap saat bisa mengakses informasi. Tidak harus menunggu tetangganya bercerita dari mulut ke mulut, atau menunggu media-media konvensional seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya melakukan siaran atau mengabarkan sesuatu. Kini informasi cukup didapat lewat telepon genggam melalui jaringan internet yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.
Banyak di antara kita yang merasa sayang bila ketinggalan informasi dari ponsel-ponsel kita. Mengecek handphone (HP) sesering mungkin, hanya dalam rangka berbagi dan mengakses informasi. Atau bahkan sekadar bermain game atau media sosial. Saat antre di kendaraan umum, kita membuka HP. Istirahat belajar di kampus, kantor, rutinitas pekerjaan, yang dibuka HP. Mau tidur, bangun tidur, saat-saat senggang, kita juga membuka HP.
Dengan sedemikian besarnya pengakses informasi ini, mari kita muhasabah, introspeksi diri. Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-masing, waktu kita untuk membuka HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan pekerjaan, apakah seimbang atau minimal sejajar dengan waktu yang kita luangkan untuk mengakses informasi dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Menciptakan kita?
Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan berapa jam kita membuka Al-Qur’an? Jika informasi-informasi tidak penting, atau bahkan informasi buruk saja yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita kian menjauh dari agama. Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak bersumber dari Al-Qur’an.
Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan Al-Qur’an jika mengakses Al-Qur’an saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah orang-orang yang selalu kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli dengan kita? Apabila jawabannya adalah “tidak”, maka selayaknya kita mengakses informasi yang kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu Al-Qur’anul Karim.
Abu Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Artinya: “Bacalah kalian Al-Qur’an. Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan menjadi pemberi syafa’at (penolong) bagi pembacanya. (HR Muslim)
Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan yang mengatur itu adalah Allah Subhanahu wa ta’ala? Hidup baik tidak mesti diartikan kaya dengan harta. Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak harmonis. Ada orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita jangan mempunyai anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan kekayaan harta. Dan jangan pula kita mesti su’udhan bahwa orang kaya itu buruk. Karena orang kaya yang baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan Allah Subbhanahu wa ta’ala.
Dalam hadits dikatakan:
مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِيْ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيْ السَّائِلِيْنَ،
“Barangsiapa yang selalu sibuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada-Ku (Allah) sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku lah yang akan memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan kepada orang-orang yang pernah meminta.”
Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam:
فَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَى عَلَى خَلْقِهِ
“Keutamaan Al-Qur’an (kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu bagaikan keutamaan Allah dibandingkan dengan semua makhluknya,” (HR a-Tirmidzi).
Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan yang setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca Al-Qur’an. Keutamaan bacaan Al-Qur’an tak akan sebanding dengan bacaan mana pun, termasuk yang tersebar di media sosial.
Oleh karena itu, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai kita merasa tidak punya waktu membaca Al-Qur’an, tapi nyatanya kita punya waktu lama untuk bermedia sosial. Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk kerepotan membawa mushaf Al-Qur’an, karena di dalam HP, sekarang kita bisa memasang aplikasi mushaf Al-Qur’an.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّ الَّذِيْ لَيْسَ فِيْ جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ
“Orang yang di dalam tubuhnya tidak ada sama sekali Al-Qur’an, itu bagaikan rumah yang rusak,” (HR at-Tirmidzi).
Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang yang diberi pertolongan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk bisa menjalankan ibadah membaca Al-Qur’an dengan sesuai tuntunan syariat sehingga kita tergolong orang yang bertakwa, dan kelak kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah, aamiin[]
.
Oct/rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556