Allah menciptakan manusia, memberinya akal pikiran dan lisan, membebankan kepadanya hukum syariat dan mengajarinya pemahaman, mengutus para rasul dengan bukti nyata dan menurunkan kepada mereka kitab dan neraca/timbangan. Allah menetapkan mati dan hidup untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik amal perbuatannya.
Allah menciptakan manusia agar mereka mentaatiNya untuk meraih ridhaNya. Allah melarang manusia mendurhakai-Nya karena dapat mendatangkan murkaNya.
Siapa yang melakukan kebaikan seberat zarah akan melihatnya, dan siapa melakukan keburukan seberat zarah pun akan melihatnya.
Dunia ini Allah jadikan sebagai negeri beramal dan ujian, Allah takdirkan dunia ini fana, sedangkan akhirat negeri penghitungan amal dan pembalasan, maka akhirat bersifat kekal abadi.
Allah telah menyediakan bagi orang-orang yang bertakwa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; di sana terdapat suatu kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati.
Sedangkan bagi orang-orang kafir, Allah telah menyiapkan bagi mereka neraka Jahanam yang, membakar kulit manusia, mereka kekal di dalamnya berabad-abad, mereka tidak merasakan kesejukan dan minuman, selain air sangat panas dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Setiap yang bernyawa akan menrasakan kematian. Sesungguhnya kalian akan mendapatkan pahala penuh pada hari kiamat, maka barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain kecuali kesenangan yang menipu”. (Ali Imran 185)
Manusia senantiasa diuji dengan syahwat dan syubhat; maka terpaculah ia ke dalam kelezatan dan kenyamanan hidup, diuji dengan berbagai kemaksiatan dan perbuatan dosa.
Manusia dikuasai oleh musuhnya dan lawannya; setan menjadi kawan dekatnya sekaligus musuh bebuyutannya, nafsu selalu mengajaknya berbuat keburukan selama ia bersemayam dalam tubuhnya, dan organ-organ tubuhnya pun menjadi lawan yang akan menjadi saksi. Setan bersumpah dengan mengatakan :
“Demi kemuliaanMu, sungguh aku benar-benar akan menyesatkan mereka (manusia) seluruhnya, kecuali hamba-hambaMu di antara mereka yang berhati ikhlas”
Allah mengabarkan kepada kita tentang nafsu manusia dalam firmanNya:
“Sesungguhnya hawa nafsu selalu mengajak kepada keburukan”.
Tentang organ-organ tubuh, Allah berfirman :
“Pada hari lidah-lidah mereka menjadi saksi atas mereka, juga tangan-tangan dan kaki-kaki mereka terhadap apa yang pernah mereka lakukan”.
“Mereka berkata kepada kulit-kulit mereka, mengapakah kalian menjadi saksi atas kami ? mereka menjawab : “Telah menjadikan kami bisa berbicara, Allah yang menjadikan segala sesuatu bisa berbicara. Dialah yang menciptakan kalian pertama kali dan kepadaNya kalian dikembalikan. Kalian tidak bisa bersembunyi dari kesaksian pendengaran kalian, pengelihatan kalian dan kulit kalian, tetapi kalian menyangka bahwa Allah tidak mengetahui banyak diantara perbuatan kalian”
Setan menghasut seseorang berbuat kemaksiatan dan dosa yang membinasakan, nafsu pun mendorongnya melakukan kesalahan dan kemungkaran, sedangkan anggota tubuh menjadi saksi kunci. Maka orang yang cerdas adalah yang mampu mengendalikan nafsu agar tidak terjerumus kedalam dosa.
Perbuatan dosa dan maksiat sangat membahayakan dan merusak, karena mengundang kemarahan, kemurkaan dan hukuman Allah serta menurunkan azab dan bencana dari-Nya.
Apapun yang menimpa kaum muslimin berupa musibah, penderitaan, bencana, mahalnya harga barang, dominasi musuh, kekeringan di bumi, kurangnya air hujan, mewabahnya penyakit dan gangguan kesehatan, hanyalah terjadi akibat pengaruh buruk kemaksiatan, kesalahan, kemungkaran dan dosa mereka.
Allah membuat perumpamaan bagi orang yang ingin memahami hikmahnya, dan memperlihatkan ayat-ayatNya secara silih berganti, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ? Allah menjelaskan bahwa dosa dan maksiat adalah penyebab utama hilangnya nikmat dan turunnya bencana.
Alangkah hinanya manusia di sisi Allah ketika mereka melalaikan perintahNya. Alangkah hinanya manusia di sisi Allah ketika mereka melalaikan perintahNya.
Bahaya kemaksiatan sungguh besar, resiko dan petaka yang ditimbulkan sangat mengerikan jika telah membudaya dan dilakukan masyarakat secara blak-blakan dan terbuka seakan-akan mereka menantang Allah. Padahal setiap umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam akan dimaafkan kecuali orang-orang yang bermaksiat dengan terang-terangan. Allah tidak akan membinasakan suatu masyarakat sehingga mereka sendiri telah terbukti bersalah.
Berbuat maksiat secara terang-terangan adalah pelecehan terhadap hak Allah, tanda kurangnya rasa takut kepada Allah, bentuk keras kepala terhadap orang-orang mukmin, akan memperbanyak jumlah pelaku maksiat, menularkan efek buruk kemaksiatan kepada orang lain, menghasut dan memprovokasi mereka berbuat maksiat, menyebabkan orang yang tidak ikut-ikutan terkena dosa. Maka barangsiapa yang telah terjerat kemaksiatan, hendaklah menutupi perbuatannya dan hendaklah segera bertobat secara sungguh-sungguh.
Terus menerus melakukan dosa, hanyut dalam kemaksiatan, tenggelam dalam keburukan dengan bersukaria dan percaya diri, serta merasa aman dari azab Allah dan menganggap kecil kesalahan, merupakan indikasi kelalaian dan akan datangnya murka Allah, serta penyebab kemalangan dan kehancuran seseorang.
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Jauhilah dosa-dosa kecil, sebab jika telah menumpuk pada diri seseorang,maka akan membinasakannya”
Rasululullah shallallahu alaihi wa sallam mengumpamakan dosa-dosa kecil itu bagaikan gambaran sekelompok orang yang singgah di suatu tanah lapang, lalu diantara mereka ada tukang masak yang hendak membuat makanan; maka ada yang pergi lalu datang membawa setangkai kayu, dan lainnya pun pergi dan datang membawa setangkai kayu, hingga mereka menumpuk seonggok kayu bakar, lalu mereka menyalakan api dan berhasil memasak apa yang mereka taruh di atas api itu”. HR.Ahmad.
Urusan orang yang berbuat dosa tersebut akan menjadi serius pada hari kiamat ketika dirinya telah menyaksikan kesalahan dan dosa-dosa kecil itu telah dihitung, ternyata berkembang menjadi besar sehingga terkejutlah ia dan berkata :
يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Aduh celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan perbuatan kecil dan besar, melainkan ia mencatatnya semua. Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan tertulis. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang-pun” (Al-Kahfi 49)
Wallaahu Ta’ala A’lam[]
.
Oct/rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.