Mengolok-olok Islam dan kaum Muslimin belakangan menjadi tren yang kembali digaungkan oleh orang-orang kafir dan yang bersama mereka dari kalangan orang-orang munafik. Munafik adalah orang yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Jumlahnya di tengah-tengah umat ini sangat banyak.  Tersebar di seluruh penjuru bumi ini. Karenanya, orang-orang beriman harus mewaspadai keberadaan mereka.

Al-Qur’an beri perhatian sangat besar terhadap kaum munafikin dengan menyingkap hakikat mereka, menyebutkan sifat-sifat buruk mereka berupa kebohongan, tipuan, politik yang mereka mainkan, dan bencana yang mereka ingin timpakan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan kaum mukminin.

Borok mereka disingkap di sejumlah surat dalam Al-Qur’an; seperti surat Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Nisa’, Al-Maidah, Al-Anfal, Al-Taubah, Al-Ankabut, Al-Ahzab, Al-Fath, Al-Hadid, Al-Hasyr, Al-Munafiqun, Al-Tahrim, dan selainnya.

Awal surat Al-Baqarah saja, menjelaskan tentang tentang munafikin lebih banyak dibandingkan muttaqin dan kafirin. Orang bertakwa hanya 4 ayat, lalu tentang orang-orang kafir 2 ayat, sedangkan untuk munafikin ada 13 ayat.

Banyaknya sifat munafikin yang disebutkan di Al-Qur’an agar kita mewaspadai keberadaan mereka di setiap masa dan periode supaya tidak terpukau dengan ocehan mereka, tidak hanyut dalam tipuan syubuhat mereka, dan tidak tertipu dengan intrik politik mereka.

هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Mereka (munafikin) itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafikin: 4)

Mereka adalah musuh hakiki yang menyusup dalam tubuh kaum muslimin untuk memecah belah barisan mereka dan memukul mereka dari belakang.

Di antara sifat orang munafikin itu suka menghina dan merendahkan kaum muslimin. Mereka gemar mengolok-olok orang beriman. Bahkan tidak sungkan untuk mengolok-olok Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang perilaku mereka ini.

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ  قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” (QS. Al-Taubah: 65)

Diriwayatkan dari lbnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qatadah secara ringkas. Ketika dalam peristiwa perang Tabuk ada orang-orang yang berkata “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al Qur’an ini; orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya, dan lebih pengecut dalam peperangan”. Maksudnya, menunjuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat yang ahli baca Al Qur`an.

Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “Omong kosong yang kamu katakan. Bahkan kamu adalah munafik. Niscaya akan aku beritahukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ”.

Lalu pergilah Auf kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada Beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Allah kepada Beliau. Ketika orang itu datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Maka berkatalah dia kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanya bersenda-garau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh untuk pengisi waktu saja dalam perjalanan kami”.

Ibnu Umar berkata,”Sepertinya aku melihat dia berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sedangkan kedua kakinya tersandung-sandung batu sambil berkata: “Sebenarnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (HR. Al-Thabrani di tafsirnya, Ibnu Abi Hatim di tafsirnya, dan hadits ini dihassankan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’y dalam Al-Shahih al-Musnad min Asbabin Nuzul: 71)

Karena sebab perbuatan mereka ini, Allah nyatakan kekafiran mereka sesudah beriman.

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

“Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…” (QS. Al-Taubah: 66)

Di awal Al-Baqarah, Allah juga menyingkap kebohongan dan tipu daya mereka kepada kaum mukminin. Saat orang-orang munafik berkumpul bersama orang-orang beriman maka mereka mengaku sejalan dan satu kepentingan dengan mereka. Namun saat mereka berkumpul bersama tuan besar mereka dari orang-orang kafir maka mereka menyatakan kesetiaan kepada orang-orang kafir tersebtu. Adapun pengakuan mereka kepada orang beriman hanya sebagai tipu daya. Mereka membohongi orang-orang beriman, menipu mereka, dan merendahkan mereka di hadapan orang-orang kafir.

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.” (QS. Al-Baqarah: 14)

Inilah perilaku orang-orang munafikin. Batin mereka tidak sama dengan dzahirnya. Menampakkan muka manis kepada orang beriman, tapi di belakang, mereka menyimpan kebencian dan permusuhan besar. Dan sesungguhnya rencana jahat mereka akan menimpa kepada diri mereka sendiri. Allah akan menghinakan dan mengolok-olok mereka sebagaimana mereka menghinakan dan mengolok-olok kaum mukminin.

اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (QS. Al-Baqarah: 15)

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “yaitu akan dibukakan pintu surga untuk mereka, apabila mereka telah sampai ke situ maka pintu itu ditutup dari mereka. Lalu mereka dibawa ke nereka.”

Wallaahu Ta’ala A’lam[]

.

Oct/rumahhufazh.or.id

______________________________________________________________

Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.

LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.

Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.

Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,

BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq

Konfirmasi ke 08961324556.

Print Friendly, PDF & Email
rumahhufazh.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.