Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْـرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاة
Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat
Shalat disebut amalan terbaik, karena shalat adalah tiang agama. Shalat tempat munajat (memohon do’a) seorang hamba. Shalat menjadi tolok ukur amalan yang lainnya, artinya, jika shalatnya baik, maka yang lainnya baik dan jika shalatnya buruk, maka amalan lainnya juga buruk. Shalat menjadi cahaya dalam diri seseorang, keluarga dan rumah tangganya, serta cahaya pada hari Kiamat.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
…وَالصَّلَاةُ نُـوْرٌ…
Dan shalat itu adalah cahaya [HR. Muslim]
Shalat sebagai pembeda antara orang yang benar-benar beriman atau tidak. Shalat juga bisa mendatangkan keberkahan dalam kehidupan dan lainnya.
Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Sebab, ia merupakan tiang agama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
… رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِـيْ سَبِيْلِ اللهِ …
… pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah …[HR. Ahmad].
Shalat adalah sebaik-baik amal seorang Muslim, dan merupakan amal yang pertama kali yang akan dihisab pada hari Kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ.
Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk.[HR. ath-Thabrani]
Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الصَّلَاةَ ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.
Kerjakanlah shalat, dan tunaikan kewajiban kalian terhadap hamba sahaya yang kalian miliki.[HR. Ahmad]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memerintahkan umatnya agar mengingatkan putra-putri mereka untuk mengerjakan shalat ketika telah berumur tujuh tahun.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا
Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika ia telah berumur tujuh tahun. Dan apabila telah berumur 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. [HR. Abu Dawud].
Makna sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pemukulan adalah pukulan yang nyata bukan pukulan terhadap hatinya dan tidak mengandung konotasi yang lain. Namun, pukulan itu bukan pukulan yang melukai dan bisa mencederai. Pukulan itu adalah pukulan yang mendidik.
Dalam riwayat yang lain, dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan kalau sudah berusia sepuluh tahun meninggalkan shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).[HR. Abu Dawud].
Ini ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan pendidikan Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengingatkan agar kita selalu memerintahkan keluarga kita untuk shalat, mulai umur tujuh tahun sampai seterusnya. Wajib menyuruh mereka untuk shalat dan wajib untuk selalu diingatkan. Kita tidak boleh mendiamkan mereka. Kita perintahkan mereka shalat mulai dari shalat Shubuh sampai shalat ‘Isya’ setiap hari.
Kepada setiap kepala rumah tangga, hendaklah ia menyuruh isteri, anak, pembantu dan sopirnya untuk mengerjakan shalat.
Setiap kepala rumah tangga, ayah dan ibu, wajib menyuruh anak-anaknya untuk shalat. Wajib memperhatikan orang yang di bawah tanggungannya, agar mereka melaksanakan shalat wajib yang lima waktu.
Hendaknya seorang Muslim takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para Ulama dengan sebab meninggalkan shalat.
Yang pasti, orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya di sisi Allah daripada membunuh jiwa, mengambil harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada dosa zina, mencuri dan minum khamr. Orang yang me-ninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t mengatakan, “Orang yang enggan mengerjakan shalat fardhu maka ia berhak mendapatkan hukuman yang keras (berat) berdasarkan kesepakatan para imam kaum Muslimin, bahkan menurut jumhur ummat (mayoritas), seperti imam Malik rahimahullah, asy-Syafi’i, Ahmad, dan selain mereka. Ia wajib disuruh bertaubat, jika ia bertaubat (maka ia terbebas dari hukuman) dan jika tidak maka ia dihukum bunuh.
Bahkan orang yang meninggalkan shalat lebih jelek daripada pencuri, pezina, peminum khamr, dan penghisap ganja.”
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Fasal tentang orang yang meninggalkan shalat, apakah ia dibunuh karena hadd ataukah karena kafir?
Adapun masalah yang ketiga, yaitu: Apakah (orang yang meninggalkan shalat) dibunuh karena hadd seperti dibunuhnya muharib (pelaku teror) dan pezina, ataukah dia dibunuh seperti dibunuhnya orang murtad dan zindiq? Dalam masalah ini ada dua pendapat menurut para Ulama, dan keduanya adalah riwayat dari Imam Ahmad:
Pertama: Ia dibunuh seperti dibunuhnya orang yang murtad.
Kedua: Ia dibunuh karena hadd, bukan karena kafir.
Ketahuilah bahwa shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Bukan sekedar mengerjakan shalat, tetapi ingat harus bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Jangan seperti sebagian besar orang yang mengerjakan shalat tetapi shalatnya tidak mampu mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar. Janganlah seperti orang yang lalai dan riya’, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ﴿٤﴾ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ﴿٥﴾ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya’.” [Al-Ma’un/107:4-6]
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata tentang ayat di atas, “Maksudnya, (Celakalah) orang yang senantiasa mengerjakan shalat, akan tetapi mereka melalaikan shalatnya, yakni mereka tidak mengerjakan shalat pada waktunya, dan tidak menyempurnakan rukun-rukunnya. Ini dikarenakan mereka tidak memiliki perhatian terhadap perintah Allah, dimana mereka melalaikan shalat yang merupakan ketaatan yang paling penting. Lalai dari mengerjakan shalat inilah yang menyebabkan pelakunya mendapatkan kecaman dan hinaan. Adapun lupa dalam shalat, maka ini terjadi pada setiap orang, bahkan pernah terjadi pula pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjelaskan sifat mereka bahwa mereka itu berbuat riya’, keras hatinya, dan tidak ada kasih sayangnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘yang berbuat riya’, yakni mereka mengerjakan berbagai amal perbuatan dengan tujuan agar dilihat manusia.”
Kita wajib ikhlas dan mencontoh sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam melakukan shalat supaya shalat kita bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah Kitab (Al-Qur-an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabut/29:45]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang tafsir ayat ini, “Maksudnya, shalat itu mencakup dua hal. (Pertama), meninggalkan berbagai perbuatan keji dan mungkar dimana menjaganya dapat membawa kepada sikap meninggalkan hal-hal tersebut… (kedua) shalat mencakup pula upaya mengingat Allah Azza wa Jalla, itulah pencarian yang paling besar.”
Di dalam shalat terdapat penghambaan seluruh anggota badan (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) yang tidak terdapat pada selain shalat. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
… dan mengingat Allah lebih besar (keutamaan-nya)…
Setiap Muslim wajib mengetahui bahwa thuma`ninah adalah salah satu rukun shalat. Karena itu, barangsiapa tidak thuma`ninah dalam shalatnya, maka shalatnya tidak sah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang thuma`ninah dan khusyu’ dalam shalat. Seperti dalam hadits tentang orang yang buruk shalatnya.
عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فِـيْ نَاحِيَةِ الْمَسْجِدِ، فَصَلَّـى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ. فَقَالَ لَـهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، اِرْجِعْ فَصَلِّ؛ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ((. فَرَجَعَ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ. فَقَالَ: ((وَعَلَيْكَ السَّلَامُ، اِرْجِعْ فَصَلِّ؛ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ)). فَقَالَ فِـي الثَّانِيَةِ أَوْ فِـي الَّتِيْ بَعْدَهَا: عَلِّمْنِـيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ! فَقَالَ: ((إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِـغِ الْوُضُوْءَ. ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ، فَكَبِّرْ. ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ لَكَ مِنَ الْقُرْآنِ. ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّىٰ تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا. ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّىٰ تَسْتَوِيَ قَائِمًا. ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّىٰ تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا. ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّىٰ تَطْمَئِنَّ جَالِسًا. ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّىٰ تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا. ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّىٰ تَطْمَئِنَّ جَالِسًا. ثُمَّ افْعَلْ ذٰلِكَ فِـيْ صَلَاتِكَ كُلِّهَا
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa ada seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah duduk di sudut masjid. Laki-laki itu shalat. Kemudian ia datang dan mengucapkan salam kepada. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Wa ‘alaikas salam, ulangi lagi shalatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat!” Kemudian laki-laki itu kembali dan melakukan shalat, kemudian datang lagi dan mengucapkan salam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wa ‘alaikas salam, ulangi lagi shalatmu karena sesungguhnya engkau belum shalat.” Maka pada kali yang kedua atau ketiga, laki-laki itu berkata, “Ajari aku, wahai Rasulullah!” Beliau pun bersabda, “Apabila engkau hendak shalat, maka berwudhu’lah dengan sempurna, kemudian menghadaplah ke arah Kiblat, lalu bertakbirlah. Bacalah ayat-ayat al-Qur-an yang engkau hafal, kemudian ruku’lah sampai engkau thuma`ninah dalam ruku’, kemudian bangkitlah (dari ruku’) hingga engkau berdiri lurus, kemudian sujudlah hingga engkau thuma`ninah dalam sujud, kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga engkau thuma`-ninah dalam duduk, kemudian sujudlah hingga engkau thuma`ninah dalam sujud, kemudian bangkitlah (dari sujud) hingga engkau thuma`ninah dalam duduk, kemudian lakukanlah semua itu dalam semua shalatmu.”[HR. al-Bukhari].
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ: رُكُوْعِـهِنَّ، وَسُجُوْدِهِنَّ، وَمَوَاقِيْتِهِنَّ، وَعَلِمَ أَنَّهُنَّ حَقٌّ مِنْ عِنْدِ اللهِ؛ دَخَلَ الْـجَنَّةَ، أَوْ قَالَ: وَجَبَتْ لَهُ الْـجَنَّـةُ، أَوْ قَالَ: حَرُمَ عَلَى النَّارِ.
Barangsiapa menjaga shalat lima waktu: ruku’-nya, sujudnya (dengan thuma’ninah), pada waktu-waktunya, kemudian ia mengetahui bahwa perintah ini benar-benar datang dari Allah, maka ia akan masuk surga,” atau Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib atasnya surga,” atau Beliau bersabda, “Ia diharamkan masuk neraka.”[HR. Ahmad]
Wallaahu A’lam[]
Oct/rumahhufazh.or.id
______________________________________________________________
Ayo bantu program berantas buta huruf Al-Quran bersama LPI-RH. Enam puluh lima persen penduduk Indonesia masih buta huruf Al-Quran.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan untuk membantu program kami.
LPI-RH melakukan penyaluran kepada lebih dari 20 penerima manfaat setiap bulannya, dengan penyaluran rata-rata 20 juta per bulan dan menghasilkan lebih dari 180 aktivitas pendidikan masyarakat per bulan.
Karena komitmen LPI-RH adalah mendorong SDM Pendidik dan Pendakwah membina masyarakat Islam. Kami peduli dan kami ajak Anda peduli.
Ayo donasi minimal Rp.100.000/bulan ke no.rekening,
BSM 70 9157 3525 a.n Yayasan Rumah Hufazh QQ Infaq
Konfirmasi ke 08961324556.